Ilustrasi Pemilu. (ist)

Sental-Sentil

Pilih yang Tertutup atau Terbuka?

Sabtu 07 Jan 2023, 08:48 WIB

Jangan memilih kucing dalam karung. Peribahasa ini adalah sebuah kiasan untuk mengingatkan kita supaya berhati-hati dalam memilih sesuatu. Pastikan bahwa yang kita pilih sesuai selera dan kebutuhan kita.

Dalam konteks sistem demokrasi yang saat ini berjalan di Indonesia, rakyat memiliki hak memilih pemimpin. Seharusnya, rakyat yang memiliki hak pilih mengenali calon pemimpinnya secara detail.

Dalam konteks demokrasi ini pula, calon pemimpin merupakan peserta Pemilu. Sebab, mereka mencalonkan diri terlebih dahulu untuk selanjutnya dipilih oleh rakyat.

Konteks pemimpin negara juga bisa diperluas. Tidak hanya kepala negara, melainkan juga para wakil rakyat. Bahkan, justru wakil rakyat lah yang lebih prioritas untuk dikenali oleh rakyat. Karena mereka lah yang akan mewakili suara rakyat di DPR. Dan melalui mereka pula rakyat dapat menyalurkan aspirasinya.

 

Nah, akhir-akhir ini terjadi perdebatan, apakah Pemilu 2024 dilaksanakan dengan sistem proporsional tertutup atau terbuka? Dari 9 partai di Senayan, hanya PDIP yang setuju sistem pemilu proporsional tertutup. Sementara 8 partai lainnya mendukung sistem pemilu proporsional terbuka.

Pilihan PDIP itu tentu wajar, karena dinilai lebih menguntungkan bagi partainya. PDIP yakin dengan sistem proporsional tertutup, dapat menempatkan banyak kadernya lolos ke Senayan.

Kalkulasi itu tentu ada benarnya, bila urutan Caleg yang diajukan di setiap daerah pemilihan (dapil) hanya sebagian kecil yang berkualitas. Sementara caleg lainnya hanya pelengkap untuk memenuhi kuota di Dapilnya. Dalam komposisi caleg demikian, tentu partai lebih mengharapkan sistem proporsional tertutup.

 

Namun kehawatiran itu dapat diatasi bila dalam menyusun caleg di suatu Dapil kualitasnya setara. Dengan begitu, siapa pun yang terpilih tentu sudah memenuhi standar yang diharapkan partai.

Kalau setiap partai dapat menyusun caleg seperti itu, tentunya tidak masalah menggunakan sistem proporsional terbuka. Partai memberi peluang yang sama kepada semua caleg pilihannya untuk terpilih dan lolos ke Senayan.

Lagipula, sistem proporsional tertutup ini mengingkatkan kita pada Orde Baru. Padahal, PDIP adalah antitesa dari Orde Baru. Lalu, mengapa justru PDIP yang ngotot ingin agar Pemilu 2024 dilaksanakan dengan sistem proporsional tertutup.

"Kalo kamu, pilih yang terbuka atau tertutup, Dul?" tanya Kang Udin.

"Aku sih tergantung situasi, Kang. Kalo di luar, aku pilih tertutup. Soalnya, takut masuk angin. Tapi kalo di kamar, aku pilih yang terbuka. Pasti lebih asyik."

"Bisa aja kamu, Dul. Kalo yang asyik-asyik, aku juga mauuu." (Gusmif)

 

 

Tags:
pemilu 2024pilpres 2024

Administrator

Reporter

Administrator

Editor