Sabtu ini, hari terakhir di penghujung tahun 2022. Besok pagi, Minggu pahing, kita sudah memasuki hari pertama di tahun 2023. Orang sering mengistilahkan sebagai tahun baru, tentu penuh dengan harapan baru.
“Pergantian tahun itu hal yang alami, wajar terjadi. Itu perubahan angka dari 2022 menjadi 2023. Begitu seterusnya bertambah satu poin,” kata Yudi mengawali obrolan warteg usai maksi bersama sohibnya, mas Bro dan Heri.
“Loh angka itu penuh makna. Jumlah uang tidak bisa disebut 1 miliar, jika kurang satu lembar pecahan seratus ribu. Bahkan, kurang satu lembar pecahan seribu pun tidak akan disebut 1 miliar,” kata mas Bro.
“Nggak usah ngomongin yang kita tidak pernah memiliki. Lihat wujudnya uang sebanyak 1 miliar saja belum pernah. Kita realistis saja,” kata Heri.
“Iya kadang kita lupa kalau miskin harta,” timpal mas Bro.
“Nggak usah sedih, meski kaya harta, tetapi percuma jika miskin hati. Lebih berbahagia, kaya hati, meski miskin harta. Kita syukuri yang ada,” hibur Yudi.
“Awal tahun baru dimulai dengan Minggu pahing.Dalam primbon Jawa neptu weton ini berlaku seperti bulan. Bulan itu menyinari kegelapan, semoga tahun 2023 terhindar dari awan gelap dan kegelapan – kegelapan lainnya,” urai Heri.
“Loh pembahasan kok jadi melenceng ke sana sih,” kata mas Bro.
“Angka 2023, jika dijumlahkan menjadi 7. Konon, angka 7 itu keberuntungan, bilangan istimewa. Banyak pesepakbola dunia menggunakan nomor punggung 7 seperti Cristiano Ronaldo, Kylian Mbappe ,” tambah Yudi.
“Angka 7 penuh makna. 7 Lapisan langit, 7 pintu neraka, 7 planet. Juga sebutan 7 bidadari, bahkan hari pun jumlahnya 7,” tambah mas Bro ikut – ikutan memaknai angka sesuai versinya.
“Semoga tahun 2023 penuh keberuntungan. Bukan hanya bagi elite politik karena dapat mengusung capres – cawapres, menjadi caleg. Juga kita – kita ini, rakyat kecil semakin beruntung, “ harap Yudi serius.