Terbaik Sepanjang Sejarah, PLN Raih 15 Penghargaan Proper Emas & CEO Green Leadership

Kamis 29 Des 2022, 22:28 WIB
Wapres KH Maaruf Amin menyerahkan penghargaan terbaik untuk PLN. (Ist)

Wapres KH Maaruf Amin menyerahkan penghargaan terbaik untuk PLN. (Ist)

"PLN berkomitmen mengurangi emisi tersebut menjadi nol di 2060 atau _net zero emission._ Kami melakukan ini bukan karena adanya perjanjian internasional, bukan karena adanya regulasi lingkungan. Tapi kami melakukan ini karena _we do really care,"_ ucap Darmawan.

Untuk menurunkan emisi, PLN telah menghapus 13.3 gigawatt (GW) PLTU dari perencanaan. Ini bisa menurunkan sekitar 1,8 miliar ton CO2 dalam 25 tahun ke depan. PLN juga mengganti 1,8 GW PLTU dengan pembangkit EBT yang beroperasi sebagai _baseload._ Langkah lain adalah dengan mengurangi 800 MW PLTU dengan pembangkit gas yang dapat menurunkan emisi hampir 50 persennya.

Tidak hanya itu, sebanyak 1,3 GW PLTU yang sudah menandatangani _Power Purchase Agreement_ (PPA) juga berhasil diterminasi. Hal tersebut dapat menurunkan emisi sekitar 175 juta ton CO2 dalam 25 tahun ke depan.

Pada tahun ini dan ke depan, PLN juga tidak lagi menambah pembangunan PLTU baru, namun justru merencanakan penambahan kapasitas EBT hingga 20.9 GW sampai dengan tahun 2030 dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru. Ini merupakan RUPTL paling hijau dalam sejarah Indonesia. 

Dirinya menambahkan, kini seluruh pembangkit PLN tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Hadirnya pembangkit PLN tak hanya bisa menjadi sumber listrik tetapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi di masyarakat.

Sebagai inovasi dalam transisi energi, PLN menerapkan _cofiring_ biomassa untuk membangun ekosistem energi kerakyatan. Sampai tahun 2022, PLN telah melakukan uji coba _cofiring_ ini di 49 lokasi. 

"Kami membangun energi bersih berbasis kerakyatan. Dari situ ada lebih dari 800 ribu ton emisi karbon dikurangi hanya dalam waktu 2 tahun," tutur Darmawan.

Dalam lima tahun terakhir, PLN juga konsisten mengelola Limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) 100 persen. PLN mendorong pemanfaatan limbah, membangun ekosistem ekonomi baru untuk memantik pertumbuhan ekonomi sirkuler.  

PLN juga terus memanfaatkan _Fly Ash and Bottom Ash_ (FABA) dari PLTU untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat dan membangun infrastruktur desa di sekitar PLTU, seperti untuk pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi.

“FABA berhasil menciptakan roda ekonomi berbasis kerakyatan yang baru. Menjadi bisnis baru. Menjadi kawasan wisata baru. Wisatawan berdatangan. Ekonomi bergerak. Perempuan juga kami libatkan menjadi pengelola wisata," ujar Darmawan.

Pembangkit PLN secara aktif juga memastikan ekosistem di sekitar area pembangkit terjaga dengan baik. Indeks Keanekaragaman Hayati terjaga pada level 2-3, yang berarti ekosistem stabil/tidak ada tekanan pada ekosistem. Langkah tersebut dilakukan dengan membangun penangkaran hewan terancam punah dan melakukan penanaman mangrove. 

"Pada tahun ini, penanaman mangrove sudah dilakukan untuk 69 Ha, dan terus kami kembangkan sampai tahun depan mencapai lebih dari 150 Ha. Semua kami berdayakan,” ucap Darmawan.

Berita Terkait

News Update