"Saya panik dan menelepon teman saya," katanya. Temannya adalah pengacara Sagar Chavan, 27, yang biasanya menangani kasus Pengadilan Tinggi di Mumbai tetapi kembali ke desa asalnya selama pandemi.
Tuan Chavan mengadu ke polisi dan memberi tahu Facebook tentang penipuan tersebut melalui Twitter dan email.
Ketika tidak ada jawaban, dia mengajukan keluhan terhadap Facebook pada 12 Oktober 2020 ke Komisi Penyelesaian Sengketa Konsumen (Komisi Konsumen) Distrik setempat.
“Marya Studio tidak bisa dihubungi. Itu jelas perusahaan penipuan. Kami merasa Facebook harus mengambil tanggung jawab sebagai platform yang menghosting dan memperoleh pendapatan dari iklan penipuan, ”kata Mr. Chavan.
Facebook India keberatan dengan keluhan tersebut, dengan mengatakan Bhongade bukan "konsumen" karena bukan penjual.
Ia juga menegaskan bahwa sebagai perantara perusahaan Amerika, ia tidak berkewajiban berdasarkan undang-undang teknologi India untuk memantau iklan yang dijalankannya.
Pada tanggal 30 Juni 2022, Komisi Konsumen memerintahkan untuk mendukung Tn. Bhongade, mengarahkan Facebook untuk membayarnya kompensasi sebesar 25.000 rupee (Rp4.725.000,-).
Facebook tidak bertanggung jawab atas transaksi kedua, karena pelapor sendiri yang membagikan detail bank yang sensitif.
Komisi Konsumen juga memerintahkan Facebook untuk menjalankan iklan korektif di media dan online untuk menciptakan kesadaran penipuan dan menetralkan dampak iklan yang menyesatkan.
Facebook juga harus menyerahkan laporan kepatuhan triwulanan kepada Komisi Konsumen selama dua tahun
Perusahaan mengajukan banding di Pengadilan Tinggi Bombay, yang tetap pada perintah Komisi Konsumen pada bulan September tetapi memerintahkan Facebook untuk menyerahkan jumlah kompensasi ke pengadilan.
Mr Chavan mengatakan sidang berikutnya dijadwalkan pada bulan Januari dan bahwa dia "siap untuk membantu orang miskin melawan perusahaan kaya", berapa lama pun waktu yang dibutuhkan. Dia akan terus mewakili Tuan Bhongade secara gratis. Dia membantu buruh India itu melawan Facebook yang bermula gegara iklan sepatu palsu, dalam pandangannya,