"Seruan revolusi ini jangan seolah milik klub dan suporter, tapi seluruh lapisan sosial masyarakat yang ada di desa maupun kota. Revolusi ini milik mereka yang ingin sepak bola Indonesia maju dan bisa menampilkan hiburan bagi rakyat. Bukan malah menebar ketakutan," ungkapnya.
Sebab itu, kata Amsori menambahkan, untuk urusan sepak biola baiknya diserahkan kepada orang yang benar-benar paham soal manajemen sepak bola, agar kedepan kerancuan seperti ini tidak terulang lagi di sepak bola Indonesia.
“Saya masih ingat lah, mengutip HR. Bukhari-Muslim, serahkan itu pada ahlinya, kalau itu tidak diserahkan kepada ahlinya maka tunggu kehancuran. Nah saya rasa ini yang terjadi sekarang, kalau kemudian memang bukan bagian dari yang kompeten mengurusi sepak bola, ya janganlah dipaksakan karena kalau dipaksakan ya berarti tinggal menunggu kehancuran,” paparnya.
“Itu sudah jelas kok siapapun tidak punya kompeten dia paksakan pasti yang ada bukan hasil yang terbaik maka ini akan masuk ke dalam jurang yang lebih hancur,” tandasnya.(*)