OPERASI Tangkap Tangan sering diucap OTT. Istilah melekat pada KPK. Itu aksi menangkap basah terduga koruptor. Ya pencuri uang negara, uang rakyat. Urusannya pejabat yang mencuri duit negara, atau pihak lain yang terlibat.
OTT memang gencar dilakukan KPK, tangkap basah saat transaksi. Ada barang bukti saat penangkapan. Tapi belakangan seperti hanya Wali Kota atau Bupati, dan jajarannya. Untuk nangkap pejabat tinggi, jarang, nyali kurang.
Istilah OTT tiba-tiba menggema lagi ketika yang omong Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Katanya, OTT-OTT tidak bagus, akan membuat citra negara Indonesia jelek di mancanegara.
"Kita tidak usah bicara tinggi-tinggi. OTT-OTT itu kan tidak bagus sebenarnya. Buat negeri ini jelek banget," kata Pak Luhut di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Uraian Pak Luhut cukup rinci soal OTT-OTT itu, namun bagian OTT-OTT itu kan tidak bagus, inilah yang langsung banyak menjadi pembicaraan nasional.
Petruk dan Gareng juga langsung tersengat. “Mosok OTT-OTT tidak bagus, halah kalau itu nggak bagusnya cuma buat para koruptor. Kalau buat rakyat, oke saja,” kata Petruk.
“Bener Truk, OTT-OTT kepada para koruptor tetap bagus, tetap harus digencarkan, sampai korupsi hilang,” kata Gareng.
“Kalau masih banyak OTT-OTT Itu tugas Pak Luhut juga untuk menghapus, mengatur, membina, mengajari para pejabat agar tidak korupsi, bikin sistem tidak koruptif,” tambah Petruk.
“Iya, jangan takut-takuti KPK, dukung dong KPK. Sudah banyak orang bilang KPK dilemahkan, ini kok malah OTT diling tidak bagus. Wah, alamat mau membungkam KPK ini,” Gareng makin kemana-mana.
“Bener itu. Intinya OTT itu tetap gencar dilakukan. Gampang kok, kalau sudah nggak ada OTT, berarti korupsi makin menurun. Kalau masih banyak OTT-OTT berarti pemerintah, termasuk Pak Luhut tidak berhasil memberantas korupsi,” Si Petruk Kantong Bolong bernalar.
Di tengah kedua kakaknya serius membahas OTT-OTT dibilang tidak bagus, Bagong datang mendekat. Kupingnya belum jelas benar apa yang dibicarakan, tapi dia langsung nyaut omongan.