POLITIK identitas, berita bohong dan ujaran kebencian akan terus menggelinding di tahun politik. Bahkan, ketiga isu tersebut menjadi tantangan terbesar dalam eskalasi politik tahun 2023- 2024, seperti dikatakan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Andi Widjajanto.
“Menjadi pertanyaan tentunya, mengapa ketiga isu tersebut selalu menyeruak di tengah perhelatan pemilu,” kata mas Bro mengawali obrolan warteg usai maksi bersama sohibnya, Yudi dan Heri.
“Iya juga pada Pemilu 2014 tak lepas dari ketiga isu dimaksud, begitu juga pada pemilu 2019,” ujar Heri.
“Apakah sengaja diciptakan pihak tertentu untuk mendulang keuntungan politik?” kata Yudi.
“Kita tidak boleh berburuk sangka. Tetapi kalau ada pihak yang sengaja memainkan isu tersebut, sangatlah tidak beradab,” kata mas Bro.
“Apalagi jika yang beraksi memainkan isu itu para elite dengan bersembunyi di balik dukungan, kepentingan parpol demi meraih kemenangan,” tambah Yudi.
“Kuncinya ada para elite memberikan keteladanan berkompetisi secara sehat dengan tidak memainkan isu yang sekiranya dapat memecah belah persatuan, menyinggung perasaan kesukuan, agama, adat dan budaya kedaerahan,” kata mas Bro.
“Yang perlu diwaspadai, isu lama diungkap lagi seolah baru terjadi. Tak jarang hal yang privacy ditebar lagi ke publik untuk memberi citra negatif. Repotnya lagi isu tersebut tidaklah benar seperti ditayangkan,” tambah Yudi.
“Tak sedikit potongan video di upload untuk menebarkan keburukan, kecurigaan, kebencian dan kemarahan publik,” urai mas Bro.
“Lantas bagaimana mencegahnya?” tanya Heri.
“Negara wajib hadir membuat regulasi yang dilaksanakan dengan jujur dan adil. Mendiamkan tak ubahnya pembiaran,” ungkap Yudi.
.jpg)
