ADVERTISEMENT

PDIP Semprot Bamsoet yang Dukung Jokowi 3 Periode: Itu Mengkhianati Kontrak Politik

Minggu, 11 Desember 2022 12:11 WIB

Share
Bamsoet saat membuka latihan bersama dan asah ketrampilan menembak nasional PERIKHSA, di Lapangan Tembak PERBAKIN Senayan. (ist)
Bamsoet saat membuka latihan bersama dan asah ketrampilan menembak nasional PERIKHSA, di Lapangan Tembak PERBAKIN Senayan. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - PDIP mengkritik pernyataan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang melontarkan kembali wacana penundaan pemilu alias perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi tiga periode.

Politikus PDIP Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, menilai pernyataan Bamsoet itu sudah melecehkan konstitusi. Tak cuma itu, Bamsoet juga dinilai telah mengkhianati kontrak politik dengan rakyat.

“Sudahlah, tak perlu bicara soal menunda atau mengundurkan pemilu karena inkonstitusional dan mengkhianati kontrak politik dengan rakyat,” tutur Hasanuddin kepada wartawan, Sabtu (10/12/2022).

Ia mengatakan beberapa alasan mengapa penundaan pemilu akan melawan konstitusi.

Menurutnya, pertama, bertentangan dengan UUD RI 1945, Pasal 22E Ayat (1) yang berbunyi, "Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali".

Kedua, bertentangan dengan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pasal 167 ayat (1) yang berbunyi "Pemilu dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali".

"Saya rasa sudah sangat jelas, bila bertentangan dengan konstitusi dan UU, serta tidak diatur mekanismenya (penundaan pemilu) oleh peraturan perundang-undangan, maka lebih baik dihentikan saja. Jika dibiarkan, usulan penundaan pemilu hanya menjadi perbuatan melanggar konstitusi," pungkasnya.

Sebelumnya, Bamsoet mengungkapkan Pemilu 2024 harus dipikir ulang mengingat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi mencapai angka 73,2 persen, sehingga masyarakat sepertinya ingin perpanjang masa jabatan presiden.

“Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu,” kata Bamsoet dilansir dari diskusi Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).

“Pertanyaan pentingnya bagi saya, itu adalah bukan soal puas tidak puasnya publik, tapi apakah ini berkorelasi dengan keinginan publik untuk terus Presiden Jokowi memimpin kita semua?,” pungkas Bamsoet.(*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT