ADVERTISEMENT
Selasa, 6 Desember 2022 19:31 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Nilai-nilai tentang keadilan, egalitarianisme, dan musyawarah telah terealisasikan dalam praktik politik kenegaraan modern di Indonesia.” urainya.
Di sisi lain, Gus Muhaimin menilai dunia termasuk Indonesia sedang mengalami perubahan dalam seluruh aspek kehidupan.
Bukan saja ekonomi dan politik, tetapi seluruh cara kerja dan cara pandang sekaligus diikuti dengan sebuah fakta masa depan yang belum menentu.
“Kenapa belum menentu? Karena fakta bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja, fakta bahwa dunia terancam krisis berkepanjangan, baik akibat rusaknya lingkungan, akibat dangkalnya me-manage alam semesta, ditambah fakta perang dan kontekstual lainnya,” ujarnya.
Gus Muhaimin juga menyinggung gagasan politik kesejahteraan. Menurutnya arah politik kesejahteraan terletak pada komitmen negara dalam memberikan perluasan akses, kapabilitas, serta peluang kepada seluruh warga negara dalam meningkatkan taraf hidup.
“Bagaimana caranya? Memastikan kehadiran negara sehingga masyarakat tidak merasa sendirian. Langkah fundamental dan strategis harus dilakukan. Salah satu yang harus dilakukan adalah melakukan reoreintasi arah politik kesejahteraan kita sebagai bangsa,” tukas Gus Muhaimin.
Selain dihadiri jajaran Dekan Fisip UIN Jakarta, seminar nasional itu juga menghadirkan sejumlah narasumber yaitu anggota KPU RI M. Afifuddin, anggota DKPP RI Ratna Dewi Pettalolo dan Peneliti Perludem Nurul Amalia. Seminar tersebut diikuti oleh Himpunan Mahasiswa Politik dari sejumlah Perguruan Tinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT