Padahal, menurutnya, pengelolaan pemerintahan di Tangerang Selatan terhitung yang terbaik di Provinsi Banten. Terlebih dengan luasan wilayah yang cukup kecil seharusnya memiliki tingkat kerumitan yang tidak terlalu tinggi.
“Oleh karena itu kepala dinasnya harus lebih serius karena masyarakat banyak membutuhkan vaksin. Tangsel ini, kalau saya lihat, termasuk yang paling bagus pengelolaan pemerintahannya dibandingkan dengan Kabupaten (Tangerang) misalnya. Tangsel kan hanya ada 7 kecamatan di Kabupaten ada 29 kecamatan, bisa lebih ruwet lagi,” tutupnya.
Selain koordinasi antara Pemda dan Kemenkes, Rizal juga sempat mempertanyakan mekanisme pendistribusian vaksin di wilayah Banten. Terutama setelah adanya ketidaksinkronan masalah ketersediaan vaksin yang menyatakan adanya kekosongan di tingkat kota, namun ketersediaan yang cukup di tingkat provinsi.
“Yang belum terserap tuh di mana? Apakah disimpan di provinsi saja, pendistribusiannya juga kecil atau memang ada pengaturan sesuai dengan permintaan? Seharusnya mereka melakukan koordinasi dengan kepala-kepala dinas kesehatan. Kepala dinas A butuh berapa? Kepada Dinas B buruh berapa? Sehingga tau kebutuhan masing-masing. Ya, Koordinasi memang gampang diucapkan tapi pelaksanaannya yang susah,” tutupnya.
Dalam rapat tersebut, perwakilan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan menjelaskan bahwa saat ini kondisi ketersediaan vaksin Covid-19 di wilayah tersebut hanya tersedia 17 vial Pfizer 2 dosis dan 285 vial vaksin Indovax 10 dosis yang baru datang beberapa saat lalu. (win)