Obrolan warteg : Saling Curiga

“Tumben kalian nggak hadir waktu acara ngopi bareng. Jangan – jangan sengaja menghindar ketemu rival,” tanya Heri mengawali obrolan warteg usai maksi bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi di warung itu.

“Jadi orang jangan selalu curiga. Saya nggak hadir karena lagi nggak mood aja,” jawab mas Bro.

“Nggak mood karena ketemu rival ,” cecar Heri.

“Nggak juga. Rasa curiga kamu itu berlebihan. Kayak temu relawan aja sampai dicurigai,” tanya mas Bro.

“Nggak juga sih, cuma pengen tahu saja.Semoga kamu nggak curiga dengan ngopi bareng temu kangen, bukan temu relawan,” tambah Heri.

“Kalaupun mau bikin temu relawan juga sah – saja, sepanjang mampu mengumpulkan relawan se- stadion. Yang penting tujuannya untuk kebaikan, bukan menebar keburukan,” urai mas Bro.

“Tetapi kenapa temu relawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno memantik kecurigaan, “ tanya Heri.

“Itu juga sah – saja, karena acara tersebut dinilai sarat dengan muatan politik. Ada pesan politik terkait kriteria capres yang mengarah kepada sosok seseorang. Pesan politik inipun tidak dilarang,” kata mas Bro.

“Yang mengkritik ada juga dari partai internal,” sela Yudi.

“Itu juga sah – sah saja,” kata mas Bro lagi.

“Bingung aku Bro, mengumpulkan relawan sah adanya, acara temu relawan dikritisi sah juga. Jadi mana yang tidak sah?’ tanya Heri.

“Temu relawan punya tujuan, memberikan kritik dengan alasan. Lagi pula kritik - mengkritik dalam dunia politik bukan hal yang tabu,” urai mas Bro.

“Lantas mana yang dianggap tabu?” tanya Heri lagi

“Jika memproduksi kecurigaan untuk menjatuhkan,” kata mas Bro.

“Yang penting di antara kita harus saling percaya, bukan saling curiga,” ujar Yudi. (jokles).