“Husss, sembrono kamu Le Gong. Ya Presiden Republik Indonesia to, wong pemilihannya ya jelas. Tapi, Pak Jokowi itu rambutnya tetap hitam apa karena tidak mikirin rakyat, terus senang-senang mikirin oligarki ya Gong,” ujar Petruk.
“Lhadalah, sampean malah lebih kasar Kang Petruk. Mosok hanya mikir kalau soal oligarki, terus senang-senang. Kalau aku sih curiga lho.”
“Curiga apa lho Le Gong. Kalau aku, masalahnya bukan di rambut hitam Pak Jokowi, aku curiga itu kepalsuan, jangan-jangan pembohongan publik,” ujar Petruk.
“Haduh, malah makin nggladrah kamu Kang Petruk, kok ikut curiga. Malah sampai omongan kepalsuan dan jangan-jangan pembohongan publik. Bahaya lho, fitnah lho.”
“Lha justru biar nggak fitnah, kecurigaanku harus terjawab, ini kalau tidak terjawab, ya itu, soal kepalsuan dan pembohongan publik itu biar tidak terjadi,” kata Petruk.
“Hadeuh, tambah mbulet kamu Kang. Sudahlah, maksudmu apa, soal kepalsuan dan pembohongan publik itu, Ada nggak hubungannya dengan rambut putih, dan pemimpin mikirin rakyat,” tandas Bagong.
“Ya, ada dong. Begini, biar jelas, itu rambut Pak Jokowi masih hitam asli, atau sudah putih, lantas disemir. Kalau diungkap, nanti orang bisa menyimpulkan soal rambut putih, dan pemimpin yang mikirin rakyat itu tadi,” papar Petruk.
“Oooooalah, nalar juga kamu Kang kali ini. Iya ya, Tapi kalau kita pengin tahu, konfirmasinya kemana, mau ke Istana nanti udah dicegat Paspampres, dikira kayak teroris,: ujar Bagong. . (winotoAnung)