SERANG, POSKOTA.CO.ID - Kasus stunting menjadi atensi Pemkot Serang. Sejauh ini, tercatat 8 ribu keluarga masuk kategori resiko stunting dan 1.910 anak derita stunting.
Wali Kota Serang, Syafrudin mengatakan, ada 1.910 atau 5 persen anak menderita stunting. Penekanan dan upaya pencegahan dilakukan agar target pemerintah dapat tercapai.
"Di Kota Serang yang potensi lebih besar dari jumlah 702 ribu, jumlahnya 8 ribu sekian yang potensi stunting. Yang sudah stunting 1.910, jadi kurang lebih 5 persen. Ini yang menjadi tanggung jawab kami supaya menurun dan tuntas," katanya, Kamis (1/12/2022).
Ia menyebutkan, kader kesehatan telah dilatih untuk mensosialisasikan pencegahan dan penanganan stunting kepada masyarakat.
"Sudah berupaya melatih kader di masing-masing baik di Dinkes dan DP3AKB, sosialisasi sudah dilakukan," ujarnya.
Namun selain itu, pihaknya meminta warga yang memiliki penyakit kronis menunda pernikahan. Alasannya, hal itu dapat menjadi salah satu faktor anak terkena stunting.
"Pencegahan dini itu dari usia sebelum perkawinan harus dicek dulu. Siapa tahu ada penyakit dalam, umpamanya kronis itu tidak boleh dinikahkan dulu kalau punya penyakit kronis, karena akan mengandung anak kurang bagus," ungkapnya.
Di sisi lain, pengawasan terhadap ibu hamil ditingkatkan agar anak mendapatkan gizi yang seimbang sejak dalam kandungan.
"Pengawasan sehat itu dinikahkan, mengandung sampai 9 bulan harus diawasi agar tidak mengandung masalah gizi buruk dan stunting ada dalam rahim ibu," jelasnya. (Bilal)