"Kapan Susanto memerintahkan saudara untuk menghapus semua dokumentasi?" tanya hakim.
"Selesai autopsi," jawab Arif.
"Jadi beliau disampaikan agar dokumentasi dikirimkan ke beliau semuanya biar satu pintu. Lalu di hp anggota sudah tidak ada lagi yang tersebar cukup satu pintu laporan dan penyimpanan file foto," sambungnya.
Namun, Arif menyatakan tak mengetahui alasan di balik perintah menghapus. Dia hanya mengikuti semua arahan seniornya tersebut.
"Kan saudara tadi cerita foto-foto yang saudara ambil bukan sesuatu yg signifikan? Kenala suruh dihapus?" tanya hakim.
"Tidak tahu yang mulia," kata Arif.
Arif Rahman Arifin dihadirkan sebagai saksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J untuk terdakwa Kuat Ma'ruf, Ricky Rizal, dan Bharada Richard Eliezer.
Mereka didakwa bersama-sama terlibat dalam pembunuhan Brigadir J. Mereka dianggap mendukung rencana yang dibuat Ferdy Sambo.
Sehingga, mereka didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP. (Wanto)