ADVERTISEMENT

Jerman Jalani Laga Hidup Mati Lawan Spanyol, Imbang Terancam Tersingkir

Sabtu, 26 November 2022 13:47 WIB

Share
Pemain Jerman Ilkay Gundogan usai mencetak gol penalti ke gawang Jepang, disambut Thomas Muller dan Gnabry. (Foto: Twitter @FifaWorldCup)
Pemain Jerman Ilkay Gundogan usai mencetak gol penalti ke gawang Jepang, disambut Thomas Muller dan Gnabry. (Foto: Twitter @FifaWorldCup)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DOHA, QATAR - Meski belum pertandingan terakhir Grup E Piala Dunia 2022 di Qatar, namun Jerman harus menjalani laga hidup mati melawan Spanyol, Minggu (28/11/2022). Dan ini harus menang. Kalau imbang terancam tersingkir.

Sebab, di laga pertama Jerman kalah dari Jepang. Sementara, Spanyol sudah menang atas Kosta Rika. Kalau Jerman hanya main imbang, akan sangat berat, meski di laga terakhir melawan Kosta Rika bisa menang, namun nilainya kemungkinan akan kalah dari Spanyol dan Jepang.

Logikanya, sekarang Spanyol dan Jepang punya poin 3, di atas kertas Jepang bisa menang dari Kosta Rika. Kalau menang akan mendapat poin 6, tiket ke babak sistem gugur ada di tangan.

Demikian juga kalau Spanyol main imbang lawan Jerman, maka akan mendapat nilai 4, dan katakanlah di laga terakhir melawan Jepang main imbang, sudah cukup nilainya untuk melaju.

Maka, dengan gambaran itu, mau tak mau Jerman harus menang lawan Spanyol, jika imbang terancam tersingkir. Jadi, Minggu nanti, Jerman menjalani laga hidup mati lawan Spanyol.  

Jerman punya beban harus memenangkan laga hidup mati melawan Spanyol pada hari Minggu, ternyata dalam catatan, Tim Matador merupakan tim yang belum pernah mereka kalahkan dalam pertandingan kompetisi sejak 1988.

Beban psikologis yang juga harus dihadapi Jerman, sebelum kalah 2-1 oleh Jepang dalam pertandingan pembukaan, Der Panzer  menghadapi kritik keras karena mengingkari janji untuk mengenakan ban lengan pelangi "OneLove" untuk mendukung keragaman dan hak asasi manusia.

Tanggapan pengkritik sangat kuat, foto tim sebelum pertandingan Jepang di mana semua 11 pemain Jerman menutup mulut, menuai kritikan lanjutan.

Aksi tutup mulut menunjukkan bahwa mereka telah dibungkam oleh FIFA, yang mengancam sanksi di lapangan bagi siapa pun yang mengenakan ban kapten.

Lantas, secara psikologis tim Jerman tertekan setelah Jepang mencetak dua gol untuk mengalahkan tim Hansi Flick itu.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT