Oleh: Kang Tatang, Wartawan Poskota
Pertanyaan bahwa suara PKS akan tergerus belakangan ini muncul jadi bahan perbincangan di kalangan politik. Partai Gelora, besutan para mantan PKS ini diprediksi bakal menggerogoti ceruk PKS di Pemilu 2024 nanti.
Keputusan Partai Gelora lolos tidaknya ditentukan Jumat (25/11) dinihari tadi. Namun, sepanjang hari Kamis kemarin, sejumlah kalangan sudah memprediksi bahwa Partai yang dinahkodai Anies Mata dan Fakhri Hamzah ini akan dengan mudah melenggang sebagai salah satu kontenstan di pesta demokrasi 2024 nanti.
Lolosnya partai Gelora menurut rumor terjadi lantaran adanya tangan kekuasaan yang mengintervensi KPU. Tujuannya adalah, PKS yang diprediksi bakal naik daun akan terganggu oleh suara partai Gelora yang nota bene pengikutnya mayoritas berasal dari kubu PKS.
Tidak disangkal oleh sumber di PKS sendiri. Ada upaya menggembosi partai ini dengan menggunakan cara-cara yang kurang sehat dan fair. Seorang petinggi PKS menyebutkan bahwa "tangan-tangan" nakal mulai mengganggu partai yang selama ini menjadi oposisi.
Apalagi PKS santer bakal gabung Nasdem dan Demokrat sebagai pendukung Anies Baswedan. Sementara itu, fakta menunjukkan bahwa kehadiran Anies dalam blantika pemilihan bakal calon presiden 2024 banyak mendapat ganjalan. Anies tidak disukai oleh mereka yang pernah menjadi pendukung fanatik Ahok.
Direktur Eksekutif Indobarometer, M Qodari, pernah mengatakan bahwa elektabilitas PKS pada Pemilu 2024 relatif stabil. Dalam survei terakhir, elektabilitas PKS di angka 7 persen. Angka tersebut di bawah hasil pemilu legislatif 2019 yaitu 8,2 persen, tetapi masih di atas Pemilu 2014.
Sementara itu mengenai prospek PKS di tahun 2024, Qodari melihat hal itu tergantung dari dua hal. Pertama, kinerja dan strategi dari PKS dalam menggarap pemilih. Kemudian yang kedua tergantung bagaimana konstelasi dari kompetitor.
Tantangan paling berat adalah masuknya Partai Gelora yang diisi mantan kader PKS. Ucapan Qodari benar bahwa Partai Gelora diharapkan akan menjadi partai penghambat laju PKS. Ini bukan sekadar ramalan melainkan fakta bahwa rumor kehadiran Gelora bakal menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Sebelumnya, Partai Demokrat dicoba diganggu dengan masuknya pecahan sejumlah kader Demokrat yang mengangkat Moeldoko sebagai ketuanya. Sayangnya upaya menggerogoti Demokrat gagal total.
Yang menarik untuk disimak adalah rumor yang menyebutkan bahwa lolosnya sejumlah partai menurut rumor yang beredar karena adanya campur tangan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jika itu benar, KPU yang kita harapkan bersih menjadi ternoda.