ADVERTISEMENT

Speedboat Bawa WNI Menuju Malaysia Tenggelam, Kepala BPPMI: Diduga PMI Ilegal

Sabtu, 19 November 2022 11:57 WIB

Share
Kepala BPPMI Benny Rhamdani.(Ist)
Kepala BPPMI Benny Rhamdani.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peristiwa tenggelamnya Kapal Speedboat yang membawa Warga Negara Indonesia (WNI) yang  diduga Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang akan berangkat ke Malaysia secara unprosedural  yang menjadi  Selasa, (15/11/2022) perhatian berbagai kalangan. 

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia,  Benny  Rhamdani mengatakan, Operasi pencarian korban sedang dilakukan oleh tim Search and Rescue (SAR) Gabungan, yaitu Kan SAR Tanjung Pinang, Pos SAR Batam, Ditpolairud Polda Kepri, Ditpolairud Baharkam Polri, TNI AL, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Tanjung Uban Kepri, serta masyarakat nelayan setempat, dengan jarak pencarian 4,5 Nautical Mile dari Posko SAR Pelabuhan Telaga Punggur, Batam.

"Secara kronologis, Selasa, 15 November 2022, sekitar Pukul 01.00 WIB di Perairan Nongsa Kepri, kapal pembawa WNI tersebut berangkat dari pelabuhan tidak resmi di Batam, membawa 1 kru kapal, 1 tekong, 5 orang dewasa, dan 1 balita, total 8 orang. Sekitar 15 menit setelah kapal berangkat, situasi cuaca kurang baik dan ombak kuat, sehingga menyebabkan kapal terbalik," kata  Benny.

Benny menyebut, sekitar pukul 07.30 WIB, awak Kapal MT Klasogun yang sedang melintas, melihat ada orang yang terapung, dan menurunkan sekoci untuk menyelamatkan korban. Diketahui korban bernama Zuraidah, asal Samalanga, Aceh.

Sekitar pukul 12.00 WIB, kembali ditemukan salah seorang korban berjenis kelamin perempuan yang tenggelam dalam keadaan meninggal dunia di perairan Punggur, Batam.

"Berdasar keterangan singkat dari korban selamat yang saat ini masih dalam perawatan intensif, Zuraidah, menyatakan bahwa Ia berangkat pada  Senin, 14 November 2022 dari pelabuhan Dumai-Riau menuju pelabuhan Sekupang-Batam," ujar Benny.

Pada Kamis, (17/11/2022) Tim SAR gabungan menemukan 2 korban di area antara Pulau Momoi dan Tanjung Piayu, serta perairan Pulau Kubung Kabil. Kemudian 1 korban berikutnya ditemukan di perairan Pulau Mubud, Bulang.

Berdasarkan keterangan dari Basarnas Tanjung Pinang, saat ini dari 8 penumpang total, yang telah ditemukan berjumlah 4 orang penumpang, 1 selamat, dan 3 meninggal dunia. 4 penumpang sementara adalah dari 1 laki-laki, dan 3 perempuan, dengan ditemukan beberapa barang milik penumpang tersebut. Sementara 4 penumpang yang lain belum ditemukan.

Adapun detail daftar data penumpang sementara yang terkumpul adalah: Zuraidah, perempuan (45) asal Samalanga, Aceh, kondisi hidup; Sulipah, perempuan (45)  asal Grobogan, Jawa Tengah, kondisi meninggal dunia; Abdul Ahesan, balita (4)  anak Sulipah asal Grobogan, Jawa Tengah, belum ditemukan; Fadli, Laki-Laki (36)  keponakan Zuraidah asal Samalanga, Aceh, kondisi meninggal dunia; Khairunnisak, perempuan (21) asal Bireuen, Aceh, kondisi meninggal dunia; Mawardi, laki-laki (48)  asal Cakung, Jakarta Timur, belum ditemukan. 1 Tekong (pemilik kapal) dan 1 Anak Buah Kapal (ABK) kapal belum ditemukan.

“Saya mengucapkan duka kepada keluarga korban yang meninggal. Ini bukan tragedi yang pertama kalinya terjadi, ini membuktikan bahwa praktik sindikat ilegal perdagangan orang masih berlangsung.” pungkas Benny. (rizal)

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT