Hal itu sedikit berbeda dengan Twitter yang punya dua opsi, yakni linimasa berdasarkan postingan terbaru (latest update) dan berdasarkan unggahan yang dipersonalisasi (direkomendasikan).
Mengutip laporan New York Times, sekitar 4.000 server independen yang ada di Mastodon, kebanyakan dijalankan oleh berbagai grup dan individu.
Tidak cuma menawarkan pengalaman yang berbeda. Cara registrasi Mastodon pun tidak sama seperti membuat akun Instagram, Twitter, atau Facebook.
Di Mastodon, pengguna harus memilih satu server terlebih dahulu untuk mendaftar, sebagian server, terbuka untuk siapa saja.
Tapi, beberapa lainnya memerlukan undangan.
Hal ini bergantung dengan kebijakan tiap-tiap orang yang menjalankan server. Pengguna bisa menjalankan server sendiri juga.
Sebagai contoh, salah satu server bernama "Mastodon.social", yang dioperasikan oleh organisasi nirlaba yang menaungi Mastodon.
Namun, server ini tidak menerima pengguna baru lagi untuk sekarang.
Contoh nama server lainnya adalah Mstnd.social, Mastodon.Art, Toot.community, Scholar.social dan lainnya.
Server yang dipilih pengguna, nantinya akan menjadi rumah bagi akun, profil, dan timeline pengguna.
Kendati demikian, pengguna tetap bisa berinteraksi dengan seluruh server yang ada di Mastodon seperti di jejaring sosial biasanya.
Setiap pengguna akan memiliki nama akun (username) yang mirip seperti alamat e-mail.
Username itu bakal menyertakan nama pilihan sekaligus nama server tempat pengguna mendaftar, misalnya, username "[email protected]".