ADVERTISEMENT

Pengamat: Ada Potensi Kerawanan Politik Identitas yang Dikerahkan Para Oligarki Jelang Pemilu 2024

Minggu, 13 November 2022 17:14 WIB

Share
Pengamat politik Boni Hargens.(Ist)
Pengamat politik Boni Hargens.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat politik Boni Hargens mengingatkan adanya potensi kerawanan politik identitas yang dikerahkan para oligarki menjelang Pemilu 2024.

"LPI sejak lama memberikan atensi terhadap politisasi identitas dan peran oligarki yang mengalami transformasi pasca-Orde Baru dan terus berupaya untuk merangsek ke supra struktur politik dan mengendalikan sepenuhnya sistem demokrasi modern," kata Boni dalam keterangannya, Minggu, (13/11/2022).

Menurut Boni yang juga Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), realitas oligarki memang ada dan sulit ditiadakan, akan tetapi bukan tidak mungkin dikendalikan dan dipenetrasi perannya melalui sistem demokrasi modern.

LPI meyakini bahwa ada relasi kuat yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung terhadap peran segelintir oligarki terhadap narasi identitas keagamaan yang diusung kelompok tertentu.

"Biasanya, dinamika akan semakin intensif menjelang perhelatan politik, baik lokal terlebih nasional," ujarnya.

Dia menuturkan dinamika keagamaan dan polarisasi kelompok masyarakat tidak hanya sebatas tafsir terhadap teks keagamaan yang intinya membentuk narasi dukungan atau mendiskreditkan kelompok tertentu atas nama agama.

Di luar itu, menurut dia, ada peran, sentuhan, dan relasi kaum oligarki yang ingin merangsek masuk ke dalam supra struktur politik.

"Dari analisis LPI, 'eksisting' kaum oligarki ini kerap menentang kebijakan Presiden Jokowi yang ingin mengubah manajemen dan orientasi negara. Itu sebabnya, kelompok olgarki ini berupaya menggunakan narasi keagamaan dengan menggunakan kelompok-kelompok tertentu," kata Boni.

Oleh karena itu, katanya, narasi dan pendekatan keagamaan yang paling efektif menjadi bahan bakar menggalang dukungan, sekaligus menyudutkan kelompok lain yang berbeda pilihan politiknya.
 
"Inilah tantangan serta realitas politik yang mengancam masa depan keberagaman dan arah bangsa ini," ucap Boni.

Sementara itu, Direktur Politik dan Hankam BRIN, Muhammad Nur Hasyim, menyebutkan bahwa keberadaan oligarki turut didukung faktor kultur masyarakat yang patron klien dan persebaran kaum oligarki pasca-Rezim Soeharto yang kemudian mendominasi hampir seluruh proses politik, terutama di level hilir.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Wanto
Editor: Winoto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT