Pengamat Puji Jurus Jitu Jokowi Selamatkan Indonesia Dari Inflasi

Sabtu 12 Nov 2022, 13:34 WIB
Jokowi hadiri KTT ASEAN di Kamboja. (Instagram/@jokowi)

Jokowi hadiri KTT ASEAN di Kamboja. (Instagram/@jokowi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ekonom dari Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Askar Muhammad mengatakan kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan subsidi transportasi bagi produsen ke tempat penjualan terbukti efektif meredam gejolak inflasi di tanah air.

“Bicara tentang inflasi kita pada beberapa bulan terakhir ini dari bulan September itu kan kontribusi terbesar karena kenaikan harga BBM dan kenaikan harga BBM ini memang jalur transmisinya itu ya transportasi,” ujar Askar saat dihubungi wartawan, Sabtu (12/11/2022).

“Nah ketika transportasi ini di subsidi ongkosnya tentu akan efektif untuk meredam inflasi,” imbuhnya.

Menurut Askar, ada dua faktor lain yang dinilai cukup efektif menahan laju inflasi yaitu Gerakan Tanam Pangan Cepat Panen terutama komoditas Cabai Merah, Bawang Merah yang memberikan kontribusi cukup besar.

“Sebenarnya ada dua lagi begini dan juga cukup efektif yang pertama adalah gerakan tanam cepat yaitu efektif juga kalau kita lihat datanya kan kontributor inflasi kita Oktober kemarin kan cabai, bawang merah. Nah itu karena nya ada gerakan tanam cepat jadi cukup besar untuk kontribusinya,” terang Askar.

 

Lalu kata Askar yang cukup membantu meredam inflasi adalah efek musiman harga komoditas pada bulan September hingga Oktober rata-rata harganya relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Jadi biasanya September-Oktober harga-harga pangan itu terutama tadi ya cabai, bawang merah dan seterusnya itu bisa lebih rendah dibandingkan rata-rata tahunan jadi memang ada efek maksimal untuk inflasi kita,” ungkapnya.

Namun, Askar mengingatkan pemerintah tetap waspada dengan inflasi terutama efek dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kemungkinan baru terasa naik di bulan November dan Desember.

Merujuk data Badan Statistik Nasional (BPS) terjadi selisih yang cukup lebar antara inflasi di tingkat produsen yang sebesar 10% dan konsumen sekitar 5,7%. Maka dari itu, ia mengingatkan pemerintah untuk mewanti-wantinya ketika mengeluarkan kebijakan.

"Tapi yang perlu diwaspadai kita begini mas kita perlu melihat efek dari BBM itu belum kelihatan betul di bulan Oktober kemungkinan besar inflasi kita tetap naik di bulan November dan Desember,” ucapnya.

“Ini karena memang kita dari sisi produsen itu cukup tinggi ya inflasinya kemarin rilis BPS untuk berurusan sendiri 10% inflasinya. Sementara di sisi konsumen masih 5,7 persen jadi memang ada selisih yang cukup besar nih antara harga yang dibayar oleh produsen dengan harga yang diterima oleh konsumen dan itu masih ada ancaman sih untuk November dan Desember,” tuntasnya.

Berita Terkait

News Update