Rupanya mBah Hirman, 58, dari Tambora (Jakbar) ini termasuk kakek yang manja. Minta duit pada keluarga untuk pergi dari rumah tak dikasih, kok langsung mau bunuh diri.
Untung saja kater yang sudah menempel di leher itu berhasil direbut polisi. Mbah Hirman diserahkan keluuarganya dan kemudian dibawa ke Pansos.
Jangan putus asa dari rahmat Allah, begitu peringatan Allah dalam Quran surat Az Zumar ayat 53. Ayat ini ditujukan pada umat yang sudah kehabisan harapan ketika ketemu masalah, lalu mencoba lari dari kenyataan dengan cara bunuh diri.
Padahal bunuh diri itu selain dosa besar juga bikin kaco catatan malaikat Izroil. Bagaimana tidak? Sebab dalam buku besar sang malaikat, si A sudah dicatat meninggal dan akan dicabut nyawanya tanggal sekian tahun sekian jam sekian. Tiba-tiba dia mati bunuh diri, kan harusa mengubah data lagi jadinya.
Mbah Hirman warga Jembatan Besi, Tambora Jakarta Barat, termasuk orang yang mudah putus asa tersebut. Dalam usia menjelang kepala enam, dia hidup masih jadi beban keluarga, yakni ditampung kakaknya. Dia sendiri tak punya pekerjaan, sehingga kebutuhan sehari-hari ditanggung kakaknya.
Rupanya dia tak nyaman berlama-lama di rumah sang kakek. Dia ingin pulang kampung ke Jawa, tapi keluarga tak mengizinkan. Mau ke rumah siapa, karena rumah pusaka ya kosong tak ada yang ngurus.
Tak urung jadi beban tetangga, karena Hirman tak punya inkam perkapita. Jangankan inkam perkapita, inkam perhari ini saja dia tak punya. Makanya sengaja sang kakak tak memberinya uang, agar dia tak jadi pergi.
Tapi rupanya Mbah Hirman sudah bertekad bulat, ketimbang gagal pulang kampung mending pulang ke rahmatullah saja sekalian. Maka di atas jembatan daerah Jembatan Besi, Mbah Hirman cari perhatian, teriak-teriak sambil berkata mau bunuh diri.
Sebuah kater besar diamang-amangkan ke lehernya, siap heeeek…..jika kakaknya tak juga member uang.
Polisi datang membujuk, agar menghentikan tindakan membahayan dirinya itu. Eh Mbah Hirman malah ambil palu, siap menggetok kepala orang yang mencoba melarangnya bunuh diri.
Lalu ada petugas yang sengaja mengajak dia ngomong terus, sehingga terlena dan kehilangan kewaspadaan nasionalnya. Saat itulah polisi merebut katernya, dan Mbah Hirman diringkus diserahkan ke keluarganya.