ADVERTISEMENT

Pembahasan Senjata Nuklir Strategis AS - Rusia Sedang Disusun

Kamis, 10 November 2022 11:00 WIB

Share
Senjata pemusnah massal
Senjata pemusnah massal

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

POSKOTA.CO.ID - Pembahasan tentang senjata nuklir strategis antara Amerika Serikat dan Rusia sedang disusun.

Klaim ini dikabarkan media Rusia pada Selasa (8/11/2022) seperti dikutip dari VOA.

Media Rusia Kommersant mengutip empat sumber yang mengetahui pembahasan itu dan mengatakan pembicaraan itu mungkin akan berlangsung di Timur Tengah.

Pembicaraan mengenai perjanjian START baru antara AS dan Rusia yang bertujuan untuk mengurangi arsenal nuklir telah macet sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Sementara Ukraina menerima kiriman pertama Sistem Rudal Mutakhir Permukaan ke Permukaan Nasional (NASAM) dan sistem pertahanan udara Aspide dalam perangnya melawan pasukan Rusia.

“Kami akan terus menembak jatuh target-target musuh yang menyerang kami. Terima kasih kepada mitra-mitra kami Norwegia, Spanyol, dan Amerika Serikat,” tulis Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam cuitan di Twitter.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby bulan lalu mengatakan Amerika Serikat sedang mempercepat pengiriman NASAM ke Ukraina setelah serangan signifikan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina.

Royal United Services Institute (RUSI), kelompok riset pertahanan berbasis di London, menekankan pentingnya memberi Ukraina lebih banyak peralatan dan amunisi Barat untuk menghadapi serangan rudal dan drone.

“Barat harus menghindari perasaan berpuas diri mengenai kebutuhan untuk segera meningkatkan kemampuan pertahanan udara Ukraina,” tulis RUSI dalam laporannya.

“Hanya karena kegagalannya menghancurkan sistem rudal permukaan ke udara Ukrainalah yang membuat Rusia tidak mampu secara efektif menggunakan daya tembak udara yang hebat dan efisien dari pesawat bomber dan armada tempur multiperan untuk membombardir target-target strategis Ukraina dan posisi-posisi garis depan dari ketinggian sedang seperti yang dilakukannya di Suriah,” tutup laporan tersebut. ***

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT