Perindo Pasrah Bongkokan Masih Digiri-giri Jokowi Soal Capres

Rabu 09 Nov 2022, 07:37 WIB
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesodibjo. (foto: tangkapan layar)

Presiden Jokowi dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesodibjo. (foto: tangkapan layar)

ADA pesan simpatik dari Presiden Jokowi saat sambut ulang tahun Perindo, Senin (7/11/2022). Saat ini sudah tahun politik, Jokowi minta jangan saling menjatuhkan, kalau bisa saling memuji,  antar politisi dan parpol saling memuji, agar didengar enak, rakyat juga segar mendengarnya.

Sampai di situ, pernyataan Jokowi terasa sangat bijak. Namun, saat urusan capres dan pilpres, ada nuansa miring, ada kesan Presiden Jokowi meng-giri-giri parpol (giri-giri adalah Bahasa Jawa, kurang lebih maknanya menakut-nakuti).

Harusnya,a dalam urusan Pilpres, Presiden wajib netral terhadap parpol. Terlebih bukan incumbent yang akan berlaga.

Tak usahlah ngajari parpol ini itu. Boleh saja berkelit, kan hanya untuk kehati-hatian. Tapi, omongan Presiden bisa ditafsirkan macam-macam,

Cerminannya, terlihat seperti dalam pernyataan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo. Sebelumnya, di TV, Hary Tanoe sempat memuji-muji Anies Baswedan soal kinerjanya selama jadi Gubernur DKI. Rasanya ini kemudian dia ‘dipelototi’ pihak Istana.

Alhasil saat pidato, Hary Tanoe memperlihatkan Perindo sudah pasrah bongkokan, ini lagi-lagi Bahasa Jawa, artinya ya pasrah dan menurut ada saja yang dikehendaki lain. Pasrah sepasrah-pasrahnya.

Awalnya Harry Tanoe mengatakan, posisitioning Perindo adalah mitra, rekan pemerintah, karena dengan menjadi mitra pemerintah. akan tercipta suatu sinergi. Kalau sinergi tercipta, hasilnya akan maksimal daripada meposisikan diri sebagai oposisi.

“Artinya Perindo bersama Pak Jokowi,” kata Hary Tanoe..

Soal ikut koalisi pemerintah, Harry beralasan kalau menjadi oposisi tidak bisa berkiprah banyak. Makanya, Perindo tidak akan menjadi oposisi.

“Sekali lagi saya tegaskan, bahwa Perindo tidak akan menjadi partai oposis, ini saya ulang kedua kalinya.,” kata dia.

Dia menegaskan, kalau menjadi oposisi merugikan NKRI itu sendiri, padahal Perindo harus mengisi kekurangan yang ada, sebagai pelengkap daripada yang ada, untuk kemajuan Indonesia.

Berita Terkait

News Update