Oleh: Tatang Suherman, Wartawan Poskota
HUJAN yang mengguyur Jakarta beberapa pekan terakhir menyebabkan sejumlah daerah di Ibu Kota kebanjiran. Ketinggian air bervariasi antara 15 cm sampai 75 cm. Tidak hanya di pemukiman penduduk tetapi sejumlah jalan di Ibu Kota tergenang air sehingga sulit dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Air yang menggenangi sebagian jalanan di Ibu Kota merupakan air luapan kali yang tidak bisa menampung air hujan yang turun dalam kurun waktu beberapa jam. Kali-kali yang berpotensi menjadi penyebab banjir salah satunya kali angke, Kali krukut dan sejumlah kali lainya.
Kali-kali tersebut selain menyempit juga dangkal. Lumpur yang menutupi dasar kali menyebabkan daya tampung air hujan menjadi terbatas, sementara aliran air di kali tersendat lantaran banyak hambatan mulai dari sampai maupun tumpukan tanah yang mengeras.
Menurut peneliti Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta pada umumnya kali-kali di Jakarta sudah dangkal. Akibat kali yang menyempit dan dangkal itu, selain menyebabkan genangan di jalan juga menyebabkan permukiman terendam dengan ketinggian 50 sentimeter bahkan hingga 3 meter.
Kepala Unit Pengelola Pengujian, Penyelidikan dan Pengukuran (UP4) SDA DKI Jakarta Abdul Rauf Jaffar berpendapat bahwa idealnya kali dan sungai di Ibu Kota rutin dinormalisasi setiap tahun.
Sebagai contoh, untuk Kali Krukut, setidaknya harus dinormalisasi sepanjang 10 kilometer. Mengapa? Lantaran kedangkalan kali sudah begitu mengkhawatirkan. Di luar itu, kali sepanjang 10 kilometer itu umumnya sudah menyempit beberapa meter dari lebar sebelumnya.kali-kali di Jakarta akan dinormalisasi,
Beberapa waktu lalu, ketika duet Anies Baswedan-Ahmad Riza Patria masih memerintanh DKI Jakarta, sempat terlontar dari Riza bahwa kali-kali di Jakarta akan dinormalisasi. Diakui Ahmad Riza Patria terdapat banyak kali yang harus dikeruk dalam program gerebek lumpur.
Kita tahu bahwa persoalan banjir ini bukan perkara mudah diatasi. Tetapi sudah sepantasnya pemerintah memprioritaskan normalisasi kali sehingga "musibah" banjir di Jakarta minimal bisa berkurang. Pejabat Gubernur yang baru dilantik Heru Budi Hartono diharapkan bisa segera merealisasikan Ahmad Riza Patria yang tak kesampaian.
Warga Jakarta terutama yang tinggal di pemukiman langganan banjir mendambakan ada "tangan" pemerintah untuk segera membebaskan mereka dari belengu banjir yang selama ini secara rutin datang setiap musim hujan. Normalisasi kali, berupa pengerukan adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan secara rutin minimal setahun sekali. Wasalam. (*)