ADVERTISEMENT

Kebijakan Hilirisasi Nikel Jokowi Berikan Kontribusi Besar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Selasa, 8 November 2022 16:36 WIB

Share
Presiden Jokowi meninjau pengolahan bijih nikel di Pabrik Smelter, Konawe, Sultra, Senin (27/12/2021). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).
Presiden Jokowi meninjau pengolahan bijih nikel di Pabrik Smelter, Konawe, Sultra, Senin (27/12/2021). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat ekonomi dari Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Askar Muhammad mengatakan berkat kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah atau biji nikel oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat.

“Jadi memang untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal III kemarin, kalau dari pengamatan kami memang paling besar oleh dikontribusi oleh ekspor terutama ekspor bahan baku kita komoditas itu nikel ya lalu batubara juga salah satunya,” ujar Askar saat dihubungi wartawan, Selasa (8/11/2022).

“Nikel ini valuenya atau nilainya menjadi besar banget karena hilirisasi yang awalnya kita ekspor mungkin kecil ya karena mungkin karena ekspor biji nikel kemudian dibuat menjadi turunannya dan turunannya itu menjadi besar kontribusinya,” sambungnya.

Askar menambahkan, pelarangan ekspor nikel juga berpengaruh terhadap sektor manufaktur yang secara langsung juga turut mengerek laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Jadi patokannya itu awal 2020 sebelum 2020 kontribusi industri logam dasar terhadap sektor manufaktur itu kita bisa lihat di antara 3% sampai 4%,” jelasnya.

 

 

“Tapi pasca dilarang ekspor biji nikel kontribusinya itu sudah sampai 5% dan bahkan kemarin terakhir 5,9% hampir 6% artinya memang ini justru jadi salah satu sektor pendongkrak industri manufaktur kita yang sangat kita butuhkan di negara-negara maju,” imbuhnya

Selain itu, menurut Askar pelarangan ekspor bahan mentah nikel juga akan memantik minat investasi dari luar negeri untuk mengelola bahan mentah nikel menjadi barang yang memiliki nilai tambah.

“Kalau dari pengamatan kami memang pelarangan ekspor ini jalan pintas atau cara paling mudah untuk menarik investasi karena memang Indonesia bisa dibilang belum punya teknologinya nih untuk mengubah untuk mengelola nikel mentah menjadi nikel berkualitas,” tuntasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT