ADVERTISEMENT

Nah Ini Dia: Ki Ageng Mangir dari Sragen Digebuki Mertua Karena WIL

Minggu, 30 Oktober 2022 12:18 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

USIA baru kepala dua, Mujono (22) dari Sragen ini sudah berani menikah, terus punya WIL pula. Istrinya, Yayuk (21) mengadulah pada ayah. Daldiri, 40, naik pitam. Bak Panembahan Senopati raja Mataram, Kiageng Mangir dari Sragen ini langsung digebuki mertua pakai potongan kaso 5/7. Ya tentu saja babak belur!

Orang Betawi terkenal sayang pada menantunya. Asal si mantu sayang sama bininya, rumah dan tanah kapling pun dibaginya. Orang Jawa beda lagi. Yang priyayi, mantu tetap disayangi meski tak bisa kerja tapi tahu unggah ungguh (sopan santun). Untuk yang non priyayi, unggah-ungguh tak begitu penting. Yang utama asal bisa bantu pekerjaan di sawah sudah disayang banget!

Tapi nasib Mujono dari Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen (Jateng), sangat berbeda. Dia babak belur dihajar mertuanya sendiri, mirip Panembahan Senopati ketika menghajar Kiageng Mangir sampai mati. Kasusnya memang beda. Panembahan Senopati marah pada Kiageng Mangir, karena mau berontak. Sedangkan Daldiri naik pitam pada Mujono sang menantu, karena berani mengkhianati istrinya, yakni punya gebedan baru alias selingkuh.

Mujono menikah melawan Yayuk belumlah lama, baru setahun lebih. Bayangkan, kencing saja belum lempeng sudah berani kasih makan anak orang. Padahal karena pekerjaan belum jelas, APBD rumahtangganya banyak dibantu mertua. Tetapi Mujono tak tahu diri, rumahtangganya saja masih disubsidi, eh banyak lagu punya WIL. Mertua cap apa yang tidakkan murka?

Sebagai anak muda era milenial, Mujono memang belum katam menikmati masa mudanya. Maka setelah menikah –kemungkinan korban kecelakaan ranjang– dia menyesal betul, di luar sana masih ombyokan cewek-cewek bening yang menawarkan sejuta gairah. Iseng-iseng dia mencoba menikmati “woh kuldi” sebagaimana Nabi Adam. Artinya, jelas-jelas dilarang tapi dilanggar juga.

Sekali menggebrak cari WIL, Mujono langsung dapat mitra koalisi. Soalnya saratnya tidak macem-macem, setara atau tidak, dari parpol atau bukan; bodo amat! Yang Penting bersama WIL-nya tersebut Mujono berhasil mereguk kenikmatan baru jauh lebih mengasyikkan ketimbang yang di rumah.

Tapi baru jalan sebulan punya tokoh alternatip, ketahuan istrinya. Yayuk yang masih jadi anak mama-papa, purik (tinggalkan rumah) dan mengadu pada orangtuanya. Tentu saja Daldiri murka, ini mantu cap apa, kok nggak tahu diuntung amat! Makan saja masih diempani mertua kok berani-beraninya punya WIL segala.

Sambil membawa potongan kaso 5/7, Daldiri melabrak ke rumah mantunya. Tapi saat diklarifikasi dia menjawab mbulet macam pengacara. Emosilah sang mertua. Bak Kiageng Mangir adipati Wonoboyo, Mujono mantu celamitan itu langsung digebuk kaso pada punggung dan dadanya, berkali-kali dan barulah pergi sambil ngomel-ngomel sembari menyebut koleksi Bonbin Njurug, Solo. Dalam kondisi babak belur Mujono ditolong para tetangga dan kemudian melaporkan mertua ke Polsek Tanon.

Untuk cuma digebuki. Kalau Kiageng Mangir dibenturkan batu sampai wasalam. (GTS)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT