JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Akhirnya Polres Metro Jakarta Pusat, resmi mencabut izin kegiatan konser musik akbar dengan tajuk 'Berdendang Bergoyang' yang dihelat di Kawasan Istora Senayan, Jakarta Pusat sejak Jum'at (28/10/2022) lalu.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Komarudin mengatakan, pencabutan izin penyelenggaraan itu dilakukan karena pihak penyelenggara telah melanggar fakta-fakta yang dapat membahayakan keselamatan, salah satunya over kapasitas penonton yang menyebabkan terjadinya insiden berdesakan di lokasi.
Over kapasitas penonton yang terjadi di konser musik 'Berdendang Bergoyang' itu pun, menjadi perhatian banyak pihak, salah satunya Sosiolog Musni Umar.
Menurut Musni, fenomena membludaknya penonton dalam konser musik akbar itu, merupakan bentuk pelampiasan kawula muda yang merindu akan kegiatan-kegiatan bernuansa musik anak muda hits.
"Jadi ini merupakan bentuk pelampiasan mereka setelah hampir 2 tahun lebih terkurung karena pandemi Covid-19. Jadi, ketika melihat ada konser musik yang bernuansa anak muda, maka berbondong-bondong lah mereka datang untuk bersuka ria," kata Musni saat dihubungi, Minggu (30/10/2022).
Dia melanjutkan, kerinduan akan kegiatan yang bernuansakan anak muda ini telah melekat lama.
Sehingga, harus betul dimanfaatkan momentumnya oleh para kawula muda.
"Mereka mungkin berpikir, bagaimana kalau nanti pemerintah kembali menerbitkan PPKM, otomatis mereka tidak bisa ke mana-mana, tidak akan ada lagi konser non virtual. Jadi mereka memanfaatkan betul momentumnya," ucapnya.
"Jadi saya rasa bukan hanya promosi tiket atau bintang tamu yang paling banyak disukai yang menarik mereka datang. Tetapi karena kerinduan akan kegiatan akbar paska 'terpenjara' selama 2 tahun lebih," sambung Musni.
Namun kendati demikian, ucap Musni, langkah Kepolisian yang melakukan upaya preventif dengan menghentikan konser musik guna menghindari jatuhnya korban juga patut diapresiasi.
Sebab, jelas dia, dalam hal ini kawula muda tak akan mampu untuk berpikir jernih meski melihat lokasi konser sudah penuh sesak oleh orang yang datang berbondong-bondong.
"Karena mereka hanya berpikir ke sana untuk bersuka ria. Desak-desakan mungkin gak akan jadi masalah yang berarti," paparnya.
"Namun ini juga penting untuk penyelenggara. Ke depannya dari kasus ini mohon dijadikan bahan evaluasi agar nanti dapat tercipta konser musik yang aman, nyaman, dan tidak ada desak-desakan lagi," pungkasnya. (adam)