“KUNCINYA ada di wakil,” kata mas Bro mengawali obrolan warteg sambil maksi di warung tersebut bersama sohibnya, Yudi dan Heri.
“Kalau kasih info jangan setengah-setengah, bisa menimbulkan multitafsir. Maksudnya kunci kantor, motor atau mobil,” kata Yudi menimpali.
“Iya Bro, jangan bikin orang penasaran,” tambah Heri.
“Maksudnya kunci kemenangan pilpres ada di calon wakil presiden,” kata mas Bro.
“Ini malah semakin tidak jelas,” kata Yudi.
“Gini Bro, kata para pengamat.Kunci kemenangan capres terletak pada bagaimana memilih cawapres. Tidak tepat memilih cawapres, bukan kemenangan yang didapatkan, tetapi kekalahan,” kata mas Bro.
“Ini berlaku untuk semua capres?” tanya Heri.
“Terutama untuk tiga tokoh yang selama ini diunggulkan karena memiliki elektabilitas tinggi seperti Prabowo, Anies dan Ganjar,”ujar mas Bro.
“Oke Bro, logika politik dapat diterima. Elektabilitasnya boleh tinggi, tetapi jika calon pasangan tidak disukai publik, popularitas merosot, pendukung beralih haluan, akhirnya perolehan suara menjadi rendah,” kata Yudi.
“Bagaimana jika kandidat capres yang diunggulkan,kemudian ditempatkan menjadi cawapres,” tanya Heri.
“Itu bisa disebut bunuh diri politik,” kata mas Bro.