ADVERTISEMENT

Nah Ini Dia: Hamil Pakai 'Daun Lingga' Bini Langsung Ditalak Tiga

Sabtu, 29 Oktober 2022 07:14 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SESIBUK apapun suami, jangan lupa “piket malam”. Jika tidak, nasibnya bisa seperti Ny. Endah (30), dari Surabaya ini. Karena suami kerja melulu, akhirnya malah dikerjai teman sekantor. Suaminya, Sarjito (35), tentu saja jadi murka. Nah ini dia, bini langsung ditalak tiga. Istri digugat cerai ke Pengadilan Agama. “Saya tak terima bini hamil pakai daun lingga,” katanya.

Bagi orang Jawa, istri itu tak hanya cukup dikayani (ekonomu terjamin), tapi harus juga dikayeli (digauli). Bahkan Qu’an juga mengajarkan, istri-istrimu adalah ladangmu, maka gaulilah kapan saja sebagaimana kamu suka (surat Albakarah ayat 223).

Tapi karena kesibukan kerja, banyak suami yang melupakan hal satu ini. Dia pikir, asal sudah diberi benggol, tidak perlulah bonggol!

Dilihat secara kasat mata, Endah menjadi istri Sarjito sangatlah berbahagia. Bagaiman tidak? Tinggal di rumah bagus kawasan real estate, mobilnya juga luks, bukan sekedar mobil model roti tawar. Ternyata dugaan itu meleset. Sebab meski kelihatan subur makmur, tapi hatinya gersang, kering kerontang karena ibarat tanaman jarang disiram.

Sarjito memang pekerja ulet, getol dan tak kenal lelah. Sebagai pengusaha, dia selalu sibuk dengan urusan kerja. Bukan pegawai ASN, tapi dia selalu patuh mengikuti instruksi Presiden Jokowi, “Kerja, kerja, kerja…..!” Akibatnya Sarjito kerja siang malam, sampai lupa “mengerjai” istri sendiri yang menjadi kewajibannya. Tentu saja Endah sangat kesepian. Jika ada suami online, mau rasanya dia pesan lima biji.

Sekali waktu ada anak buah Sarjito ke rumah, karena ada barang suami yang ketinggalan. Ternyata dia adalah Suparno, 31, bekas teman sekolahnya di SMA dulu, jadi lumayan akrab. Tanda-tandanya, Endah tidak sungkan menceritakan kondisi rumah tangganya, termasuk kelakuan suami sebagai “Jarum Super” alias jarang di rumah suka pergi.

Dari situ Suparno lalu mencatat bahwa Endah ini tengah kesepian habis. Dia butuh pertolongan, dan karena bini Sarjito ini cukup cantik menggemaskan, Suparno pun siap menjadi tenaga “outsorching”. Sejak itu di luar jam kerja Supar sering main ke rumah Endah untuk menampung segala keluhannya. Dan sebagai teman baik, Suparno selalu memberi nasihat bak motivator. “Kebahagiaan itu bukan karena materi yang berlebih, tapi karena bisa mensyukuri semua rejeki yang diberikan Allah Swt. Itu…..” kata Supar lagaknya seperti Mario Teguh dulu.

Keduanya pun semakin akrab. Lama-lama, Suparno bukan hanya memberi dorongan atau semangat pada Endah, tapi juga mendorong dan membanting sekalian ke ranjang untuk melakukan hubungan bak suami istri. Ibarat sawah yang jarang digarap, Supar sampai keringetan untuk mencangkulnya. Sebentar-sebentar berhenti untuk minum Aqua gelasan.

Entah berapa kali Supar – Endah dorong ke kanan dorong ke kiri……, tahu-tahu bini Sarjito pun hamil. Awalnya Endah tenang-tenang saja, hamil ada suami tak ada masalah. Tapi sialnya, ketika Sarjito dilapori tentang kehamilannya, bukan bersyukur tapi malah kaget. “Bagaimana ceritanya kok kamu hamil, saya kan jarang nyetrom” kata Sarjita lagaknya macam tukang setrom accu.

Bini pun dinterogasi, dapat saham mayoritas dari  mana kok bisa sampai hamil, Awalnya tak mengaku, tapi lama-lama menyebut anak buahnya sendiri. Suparno memang kurang ajar, wong bini atasan ko diatasi juga. Pecat! Lebih darri itu Sarjito langsung membawanya istri ke Pengadilan Agama untuk ditalak tiga sekaligus. “Saya tak mau biniku hamil pakai daun lingga (baca: suami orang).” Ujar Sarjito saat ditanya majelis hakim.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Winoto
Editor: Winoto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT