ADVERTISEMENT

Remaja Tawuran di Pitara Depok Jadi Korban Pembacokan Sadis, Kriminolog: Kemungkinan Pelaku Mengenal dan Menaruh Dendam

Jumat, 28 Oktober 2022 19:57 WIB

Share
Kriminolog UI, Josias Simon. (ist)
Kriminolog UI, Josias Simon. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

 

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nasib nahas menimpa seorang remaja bernama I alias Popeye (18), harus dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) usai mengalami luka serius bekas sabetan senjata tajam di sejumlah bagian tubuh, mulai dari kepala belakang bagian kiri, punggung sisi kiri, dan pangkal paha bagian kiri yang dilakukan sekelompok orang.

Adapun kejadian pembacokan terhadap Popeye, terjadi pada Kamis (27/10/2022) sekira pukul 01.45 WIB dini hari, di mana Popeye ditemukan warga tergeletak tak berdaya di tepi Jalan Raya Pitara, Pancoran Mas, Kota Depok.

Mengenai hal ini, Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Josias Simon mengatakan, turut prihatin akan peristiwa yang menimpa Popeye, sehingga menyebabkan remaja 18 tahun tersebut harus terbaring di ruang perawatan.

Menurut Josias, dengan melihat banyak dan seriusnya luka yang didapati oleh korban, kemungkinan besar korban memang sudah menjadi incaran oleh pelaku yang sudah mengenali dan memiliki rasa dendam terhadap korban.

"Kalau dilihat pada banyaknya luka korban, kemungkinan besar pelaku ini memang sudah mengenali korban dan menaruh rasa dendam. Sehingga berupaya mengincar korban," kata Josias saat dihubungi, Jum'at (28/10/2022).

Josias melanjutkan, rasa dendam tersebut, diduga dimiliki pelaku karena pernah terlibat perseteruan dengan korban sebelumnya.

Sehingga, ujar Josias, pelaku berupaya menandai (mengincar) korban dan menunggu waktu yang tepat untuk membalaskan dendamnya.

"Jadi, saya rasa ini bukan aksi yang spontan, ini dapat dilihat pada bagaimana pelaku membacok korban sampai lukanya parah, ini kemungkinan besar dilatari rasa dendam pada korban. Kemungkinan ya memang pelaku sudah mengincar korban untuk menjadi sasaran," terangnya.

"Kalau saya melihatnya ya seperti itu, pelaku ini menaruh dendam tetapi tak memiliki kemampuan untuk membalaskannya secara langsung. Sehingga ia (pelaku) menunggu momentum yang pas, di mana korban dalam keadaan lengah dan situasi sepi agar aksinya tidak diketahui," pungkas Josias. (adam)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT