"Paling tidak dalam sekali panen baru menghasilkan 500 mililiter yang diperoleh dari 20 kotak lebah," ujarnya.
Menurutnya, lebah jenis Trigona ini juga tidak menyengat seperti lebah lainnya. Madu yang dihasilkan dari lebah Trigona ini kualitasnya bagus dan nomor satu di dunia.
"Lebah ini bisa juga dibudidayakan di daerah perkotaan. Karena tidak menyengat seperti lebah yang lain, makanya saya sangat tertarik karena selain memiliki manfaat buat kesehatan tubuh tapi juga bisa dibudidayakan di pekarangan rumah," tuturnya.
Dengan mengembangkan budidaya lebah madu jenis Trigona ini, sekarang ini kediamannya menjadi Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S). Bahkan ke depan pihaknya juga akan menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah.
"Menjadi tempat edukasi bagi para pelajar dan masyarakat. Karena memang tempat budidaya lebah yang saya kelola menjadi pusat pelatihan bagi masyarakat," tambahnya.
Andri juga mengaku bahwa, budidaya lebah ini juga sebagai upaya memotivasi masyarakat, karena dari madu akan mendorong peningkatan ekonomi warga.
"Makanya kita tunjukan kehadiran Lebah ini. Ke depan menjadi P4S dan juga wisata sedot madu, artinya masyarakat bisa belajar sekaligus mencicipi madu Trigona," tandasnya. (Samsul Fatoni).