SERANG, POSKOTA.CO.ID - Penyimpangan kelainan seks marak terjadi di Kota Serang. Berdasarkan data, terdapat 967 terindikasi memiliki kelainan seks.
Kasus itu didominasi oleh penyimbangan homoseks atau lelaki berhubungan badan dengan lelaki (LSL). Angka tersebut tersebar di seluruh kecamatan di Kota Serang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Ahmad Hasanudin mengatakan, populasi kelainan seks berjumlah 967 orang. Perlu perhatian khusus dalam melakukan penyadaran.
Di Kecamatan Kasemen, tercatat dari tiga puskesmas sebanyak 207 orang yang terindikasi LSL. Kemudian, wanita penjaja seks komersial (WPS) tidak ditemukan, namun terdapat 12 wanita pria atau waria.
Kemudian Kecamatan Taktakan, sebanyak 23 orang terindikasi LSL, 18 WPS, dan nol Waria. Selanjutnya Cipocok Jaya 148 orang terindikasi LSL, 74 WPS dan nol Waria.
Kecamatan Serang, dari lima puskesmas terdapat 486 LSL, 281 WPSK, dan waria sebanyak 20 orang.
Selanjutnya, Kecamatan Walantaka terdapat 75 orang LSL, dan WPSK sebanyak 55 orang, serta waria 30 orang. Terkahir Kecamatan Curug 28 LSL, WPSK 28, dan waria tidak ada.
"Memang paling banyak di kecamatan serang, karena jumlah penduduknya paling banyak, kemudian lingkungan dan didikan," katanya, Jumat (28/10/2022).
Menurutnya, penyimpangan seks diduga disebabkan faktor lingkungan. Sebab hal ini berpengaruh besar terhadap psikologi seseorang hingga melakukan penyimpangan seks.
"Tahun ini menjadi yang paling banyak kasus LSL dan WPS," ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya telah melakukan penyusuran kasus. Salah satu yang menjadi pendorong kuat adalah maraknya komunitas LSL.
Dalam penanganan masalah ini, tidak dapat dilakukan oleh Dinkes semata. Perlu peran lain dari intansi dalam menyadarkan perilaku penyimpangan seks.
"Memang paling banyak. Tapi seharusnya bukan hanya Dinkes saja, tapi dari berbagai sektor juga ikut berpartisipasi melakukan penanggulangan," tuturnya. (Bilal)