ADVERTISEMENT

Blue Economy Dinilai Penting untuk Wilayah Pesisir

Kamis, 27 Oktober 2022 14:01 WIB

Share
Ketua Dewan PEMSEA dan Direktur Jenderal Direktorat Kebijakan dan Strategi Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Dr. Vann Monyneath. (foto: poskota/veronica)
Ketua Dewan PEMSEA dan Direktur Jenderal Direktorat Kebijakan dan Strategi Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Dr. Vann Monyneath. (foto: poskota/veronica)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Ketua Dewan PEMSEA dan Direktur Jenderal Direktorat Kebijakan dan Strategi Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Dr. Vann Monyneath mengatakan bahwa ekonomi biru (blue economy) dinilai penting untuk pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir. 

"Sebagian besar populasi di wilayah laut Asia Timur bergantung pada ekonomi pesisir dan kelautan. Karena itu, penguatan ekonomi biru (blue economy) yang berkelanjutan sangat penting," ucap Monyneath dalam sambutan acara Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan Pesisir di Asia Timur (PEMSEA) Network of Local Governments (PNLG) 2022 di Kabupaten Tangerang, Kamis 27 Oktober 2022.

Ia menerangkan, pada tahun 2015 nilai ekonomi kelautan sebesar 1,5 triliun miliar dolar AS dan mempekerjakan sebanyak 61 juta orang secara langsung. 

"Angka tersebut tidak termasuk mereka yang berada di lautan untuk skala kecil dan mata pencaharian terkait yang berkelanjutan dan ekonomi informal," ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, kawasan ekosistem pesisir dan lautan termasuk dataran pasang surut bernilai sekitar 2 triliun dolar AS. Sementara itu, tercatat karbon biru senilai 68 miliar dolar AS untuk mangrove dan 40 miliar dolar AS untuk rumput laut. 

"Karbon biru senilai 68 miliar dolar AS untuk mangrove dan 40 miliar dolar AS rumput lautnya," ujarnya. 

Kendati demikian, esensi dasar dari ekonomi biru adalah menciptakan nilai tambah dan meningkatkan produktivitas untuk menciptakan ekonomi berbasis kelautan yang inklusif dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masa depan. 

"Seluruh pihak saat ini sadar bahwa kawasan pesisir dan lautan menghadapi ancaman diskriminasi dan pencemaran lingkungan. Bencana alam dan dampak perubahan iklim pun menghantui kawasan itu," pungkasnya. (veronica) 

ADVERTISEMENT

Reporter: Veronica Prasetio
Editor: Cahyono
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT