Pemerintah Optimis Pembangunan Ekosistim Kendaraan Listrik Kian Cepat

Senin 24 Okt 2022, 22:39 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau sebuah kendaraan listrik dan alat pengisi daya baterainya saat meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) yang menandai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). (Foto: Biro Setpres).

Presiden Joko Widodo meninjau sebuah kendaraan listrik dan alat pengisi daya baterainya saat meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) yang menandai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). (Foto: Biro Setpres).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, Indonesia tengah memacu penggunaan teknologi zero emission, khususnya kendaraan listrik menuju green mobility. 

"Ini searah dengan target net zero emission 2060 sesuai dengan komitmen Indonesia dalam COP26 (perubahan iklim)," kata Agus seminar virtual bertajuk Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik, pada Jumat, 21 Oktober 2022.

Agus menjelaskan, saat ini terdapat 4 perusahaan bus listrik, 3 perusahaan mobil listrik, serta 35 perusahaan roda dua dan roda tiga listrik dengan total investasi 1,872 triliun. "Kapasitas produksi mencapai 2.480 unit bus, 14.000 unit mobil listrik, serta 1,04 juta unit untuk kendaraan roda dua atau roda tiga listrik," ujarnya.

Menurutnya, banyak pelaku industri otomotif dan investor baru yang datang ke pihaknya menunjukkan keseriusan untuk berkontribusi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik termasuk industri produsen baterai EV. Karena itu, Agus optimis pembangunan ekosistem kendaraan listrik akan semakin baik dan cepat.

"Meski kita menyadari ada beberapa tantangan untuk mempercepat pembangunan ekosistem dan popularisasi penggunaan kendaraan listrik nasional, antara lain ketersediaan jaringan charging station, substation, harga kendaraan listrik yang masih lebih mahal, kapasitas baterai yang mempengaruhi jarak tempuh serta kompetensi sumber daya manusia industri itu sendiri," kata Agus.

Karena itu, Agus melanjutkan, pemerintah bersama dengan seluruh pemangku kepentingan akan terus memacu inovasi dan pengembangan SDM, sehingga tantangan tersebut dapat diatasi.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Kebijakan APBN, Wahyu Utomo, mengatakan ada beberapa hal yang melatarbelakangi pentingnya untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Pertama, momitmen Indonesia untuk menuju net zero emission dan mewujudkan ekonomi hijau.

Kedua, bauran energi saat ini masih didominasi oleh energi fosil. Ketiga, PLN saat ini masih over supply artinya terjadi over kapasitas. Keempat, subsidi energi saat ini sangat tinggi, artinya kalau subsidi energi terhadap fosil tinggi ini akan menghambat pengembangan energi baru terbarukan.

"Nah inilah urgensinya, untuk itu pemerintah sangat mendukung dari sisi fiskal kita sangat mendukung untuk memberikan berbagai insentif kendaraan listrik seperti misalnya ppnbm yang 0 persen kemudian bea masuk 0 persen. Namun demikian dalam mendukung berbagai insentif itu, kita selaraskan dengan roadmap yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian," kata Wahyu.

Adapun, EVP Pemasaran dan Pengembangan Produk PLN, Hikmat Drajat, mengatakan, kondisi PLN saat ini dari sisi daya atau kemampuan mensuplai sangat memadai. "Jadi tidak perlu ada kekhawatiran di seluruh sistem kelistrikan di Indonesia di Jawa Bali Sumatera Sulawesi dan sebagainya," ujar Hikmat.

Pihaknya pun sudah membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). "Saat ini kurang lebih kami sudah membangun investasi PLN di 150 unit SPKLU dengan berbagai daya kapasitas chargingnya. Kami juga menyiapkan 66 ultra fast charging di Bali, ultra fast charging itu kapasitasnya bayangkan 200KW," kata dia.

Berita Terkait
News Update