Lebih lanjut disampaikan, jika dunia mengakui keluhuran wayang kulit sebagai budaya Bangsa Indonesia, maka sebagai pemilik semestinya harus merasa bangga dan jauh lebih mencintainya.
Tetapi saat ini betapa banyak masyarakat Indonesia memilih budaya asing ketimbang kesenian wayang kulit. “Hal ini menjadi tantangan untuk kita semua agar mengembalikan kecintaan masyarakat terhadap budaya sendiri yang perlu dilestarikan,” tegas Kasal.
Mengakhiri sambutannya, Yudo berharap dengan menyaksikan pagelaran ini semua kalangan mulai dari generasi tua maupun muda dapat memupuk rasa cinta, agar semuanya dapat bersama-sama menjaga kelestariannya sekaligus mengambil pelajaran nilai-nilai filosofi kehidupan sebagai “pitutur” (nasehat atau peringatan) dalam kehidupan sehari-hari.