Peringati Hari Santri, Wapres Merasa Kagum Suara Sholawat Nabi Terdengar di Kantor Kemenpolhukam

Sabtu 22 Okt 2022, 05:46 WIB
 Wapres KH Ma'ruf Amin saat menghadiri peringatan Hari Santri di Kantor Kemepolhukam. (Foto: setwapres)

 Wapres KH Ma'ruf Amin saat menghadiri peringatan Hari Santri di Kantor Kemepolhukam. (Foto: setwapres)

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin merasa kagum dan menyatakan luar biasa mendengar suara sholawat Nabi Muhammad SAW di Halaman Kantor Kementerian Politik,  Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta.

"Alhamdulillah hari ini kita mengadakan peringatan Hari Santri di Kantor Kemepolhukam untuk pertama kalinya, karena memang Menko Polhukam adalah santri," tutur Wapres dalam sambutannya pada Hari Santri di Kantor Kemepolhukam, Jakarta, Jumat  (21/10/2022).

Wapres menegaskan ini sangat luar biasa karena adanya pembacaan Sholawatan Nabi Muhammad SAW oleh para menteri dan gubernur serta bupati dan walikota yang hadir.

Hadir dalam acara itu. Menko PolhukamMahfud Md, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, para ulama dan habaib, pimpinan ormas Islam, serta bupati dan walikota dan para santri dari berbagai daerah

Wapres menandaskan peran santri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejak zaman penjajahan hingga kemerdekaan sekarang ini terus diakui oleh negara.

Pengakuan ini pun salah satunya diwujudkan dengan ditetapkannya Hari Santri setiap 22 Oktober, yang didasari peristiwa seruan resolusi jihad kaum santri untuk melawan penjajah pada 22 Oktober 1945. 

Menurut Ma’ruf Amin, kiprah luar biasa para santri dalam berbagai bidang selama ini, karena dilandasi keteguhannya dalam mempertahankan prinsip islahiyah (melakukan perbaikan). Untuk itu, pada momentum peringatan Hari Santri 2022 ini, 

Wapres meminta seluruh kaum santri di tanah air untuk terus memegang teguh dan mengaplikasikan khittah-nya, yakni khittah islahiyah. 

“Tugas kita (sebagai) santri adalah melakukan perbaikan-perbaikan, karena khittah santri itu khittah islahiyah seperti di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya,” tegas Wapres.

Lebih lanjut, Wapres pun berpesan agar langkah-langkah santri dalam berkarya bukan untuk mencari kedudukan atau kemuliaan tetapi semata-mata untuk melakukan perbaikan. Adapun kedudukan dan kemuliaan yang nantinya turut didapat harus diyakini sebagai hadiah saja dari segala perjuangan yang telah dilakukan. 

"Oleh Allah SWT biasanya, kalau orang berjuang secara benar, tangguh, selain diberikan pahala di akhirat tapi juga (diberikan) buah yang dapat dipetik di dunia (misalnya berupa kedudukan atau kemuliaan),” terangnya. 

Berita Terkait
News Update