ADVERTISEMENT

Istri Tewas Mengenaskan Dibakar Suami di Koja, Ini Kata Sosiolog

Jumat, 21 Oktober 2022 21:14 WIB

Share
Sosiolog, Musni Umar.(Adam)
Sosiolog, Musni Umar.(Adam)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nasib tragis menimpa seorang wanita muda berinisial AN (16) yang tewas mengenaskan usai dibakar hidup-hidup oleh suaminya sendiri berinisial R (30) di kawasan Koja, Jakarta Utara.

Pelaku nekat membakar istrinya sendiri lantaran tidak terima sang istri meminta untuk bercerai.

Pelaku emosi lalu menyiram bensin dan menyulutkan dengan korek api.

Sosiolog Musni Umar mengatakan, dalam kehidupan di masyarakat, pasti ada saja yang berperilaku kasar kepada perempuan, dalam hal ini istrinya sendiri.

"Ada suami yang memang suka kasar pada istri dengan berbagai sebab. Mungkin karena tidak diberikan uang, tidak diberikan jaminan hidup, merasa sering dipukulin, akhirnya dia memilih ya sudah cerai saja," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (21/10/2022).

Musni menjelaskan, ada juga seorang suami yang suka kasar dengan istrinya sendiri, namun saat sang istri meminta untuk bercerai, si suami tidak mau diceraikan.

"Jadi ini yang terjadi di masyarakat kita. Kasus ini sebenernya sudah berulang kali terjadi dimana-mana. Tapi laki-laki tidak pernah mengambil pelajaran," jelas Musni.

Musni menuturkan, masyarakat perlu mengambil banyak pelajaran dari kasus ini.

Pelajaran yang dimaksud yakni mencoba mencoba berbuat baik kepada pasangan.

Memang tidak mudah dalam menerapkan hal tersebut.

Namun demikian, seharusnya jika ada masalah, maka segera diselesaikan dengan cara yang baik.

"Memang tidak mudah hidup sabar kalo dalam keadaan menderita, tapi bagaimana pun harus bersama-sama mencari jalan keluar menghadapi masalah," imbuhnya.

Dikatakan Musni, untuk mencegah kasus itu terulang, dibutuhkan peran orang tua.

Selain itu, peran tokoh agama maupun tokoh masyarakat juga sangat diperlukan.

Lingkungan sekitar seperti tetangga juga harus peduli jika ada tetangganya yang memang mempunyai masalah.

"Ini biasanya tetangga sendiri tidak peduli. Gak boleh begitu, kita masyarakat hidup saling menolong, ini yang harus kita tumbuhkan di masyarakat kita," pungkasnya. (pandi)

ADVERTISEMENT

Reporter: Pandi Ramedhan
Editor: Sumiyati
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT