Ferdy Sambo bak Kapten dalam pertandingan sepak bola. Dia bertugas mengarahkan pemain lainnya kapan menyerang dan kapan bertahan.
Tak ada bedanya dengan drama. Namanya taktik, apa pun dilakukan agar bola bisa menembus gawang lawan. Termasuk dengan drama kecurangan dan kelicikan.
Brigadir J ibarat bolanya. Digocek ke sana ke mari. Dibuat drama sedemikian rupa agar target gol tercapai.
Skenario 'tembak menembak' pelecehan seksual, pemerkosaan, kemudian kembali lagi ke kasus pembunuhan berencana yang sejatinya hingga kini motifnya belum terungkap jelas.
Motif memang tidak mempengaruhi tindak pidana pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo Cs. Namun bisa jadi ini merupakan trik atau strategi agar gawang lawan kebobolan. Ferdy Sambo pun keluar jadi pemenang.
Perjalanan dari pemeriksaan hingga proses persidangan bagian dari pertandingan bola yang sedang berlangsung.
Lawan, dalam hal ini Keluarga Brigadir J plus para punggawa pengacaranya juga terus mengatur strategi agar Ferdy Sambo Cs tak lepas dari jeratan pidana hukuman mati.
Fakta-fakta menarik terus terungkap dalam perjalanan pertandingan ini Salah satunya, demi memuluskan rekayasa, Sambo meminta Brigjen Hendra Kurniawan dan AKBP Ari Cahya supaya mengamankan CCTV di Duren Tiga.
Menurut Sambo, kedua orang ini memang punya keahlian otak atik CCTV dan sering dilibatkan, termasuk di kasus KM 50 yang CCTVnya hilang juga.
JPU mengungkapkan, Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo mengerahkan tim CCTV kasus penembakan KM 50 untuk mengganti kamera CCTV dalam kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Irfan Widyanto menyisir dan menemukan 20 kamera CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo. Ia melaporkan temuan tersebut ke Hendra Kurniawan.
Strategi lain dimainkan, Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria yang merupakan anggota genknya berasumsi bahwa hal yang disampaikan Ferdy Sambo adalah kenyataan alias bukan rekayasa.
Pertandingan belum usai. Tinggal menunggu, Ferdy Sambo sebagai pemenang, atau jadi pecundang.
Tinggal tunggu offside atau kartu merah. Hingga tim Sambo kalah dan eksekusi mati pun menanti.(Kurniawan)