Presiden Jokowi Sebut Sudah 16 Negara Jadi Pasien IMF, dan 28 Lainnya Sedang Mengantre

Rabu 19 Okt 2022, 23:07 WIB
Presiden Joko Widodo saat membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37  di Tangerang, Banten.  (Foto: biro pers)

Presiden Joko Widodo saat membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37  di Tangerang, Banten.  (Foto: biro pers)

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan saat ini ada 16 negara yang sudah menjadi pasien IMF, atau Dana Moneter Internasional dan 28 lainnya sedang mengantre di depan pintu IMF.

Itu disampaikan Presiden mengutip pembicaraannya lewat telepon dengan Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva. "Ada 16 negara yang sudah menjadi "pasien" IMF dan 28 negara lainnya sedang mengantre di depan pintu IMF," kata Jokowi

Itu disampaikan Kepala Negara  dalam sambutannya saat membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37  di Hall Nusantara, Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022).  

Presiden menambahkan Indonesia patut bersyukur karena di tengah krisis dan resesi yang melanda dunia saat ini, perekonomian Indonesia di kuartal II 2022 masih bisa tumbuh dengan baik dan tertinggi di antara negara-negara G20. "Bahkan, Kristalina Georgieva, menyebut Indonesia sebagai titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia".

Presiden menandaskan IMF menyebut Indonesia  titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. "Ini  bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu sehingga trust, kepercayaan global kepada kita akan makin baik karena memang kita harus hati-hati," ungkap Presiden.

Oleh karena itu, Presiden mengajak semua pihak untuk mensyukuri capaian ekonomi Indonesia yang masih tumbuh 5,44 persen di kuartal II tahun 2022.

"Saya masih meyakini di kuartal III ini kita juga masih tumbuh di atas 5, atau di atas 5,4 (persen) karena angka-angka yang kita lihat neraca dagang kita bulan yang lalu masih surplus 5,7 (persen), kredit tumbuh 10,7 persen, Indeks Kepercayaan Konsumen masih di angka 124,7," ungkapnya.

Meskipun semua indikator berada pada kondisi yang baik, Kepala Negara mengingatkan semua pihak untuk terus bekerja keras karena hal tersebut merupakan kunci utama dalam menghadapi kondisi sulit seperti sekarang. Untuk itu, semua pihak untuk bekerja tidak hanya makro dan mikro saja, tetapi juga detail.

"Kerja sekarang memang harus lebih detail, dilihat satu per satu, dan dikejar, diselesaikan. Itulah kerja yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Enggak bisa lagi kita hanya kerja makro saja, bisa luput, bisa meleset," ucapnya. 

Lebih lanjut, Presiden menyebut bahwa kerja detail itu juga diperlukan dalam mengatasi inflasi. Jika di negara lain inflasi hanya menjadi urusan bank sentralnya saja, maka di Indonesia inflasi harus diselesaikan dengan kolaborasi banyak pihak baik otoritas moneter, otoritas fiskal, hingga pemerintah daerah. (johara)
 

Berita Terkait

News Update