Pengrajin Keripik Tempe Khas Ngawi Keluhkan Tingginya Harga Produksi

Sabtu 15 Okt 2022, 20:40 WIB
Para pengrajin kripik tempe ngawi mengeluhkan harga produksi kepada Ibas saat berkunjung. (Ist)

Para pengrajin kripik tempe ngawi mengeluhkan harga produksi kepada Ibas saat berkunjung. (Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kabupaten Ngawi memiliki beragam kuliner khas, salah satunya keripik tempe. Makanan yang satu ini sangat digemari karena bisa dimakan sebagai lauk maupun camilan. 

Bahkan tak jarang banyak pelancong yang menjadikannya sebagai oleh-oleh. Rasanya yang gurih dan renyah tahan lama, membuat keripik tempe khas Ngawi berbeda dengan daerah lain.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono berkesempatan menilik langsung proses pembuatan keripik tempe khas Ngawi di Desa Karangjati, Kabupaten Ngawi.

Kedatangan Ibas pada Kamis (13/10/2022) tersebut juga sekaligus untuk meninjau bantuan bedah rumah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dikawalnya di Desa Karangjati. 

“Ini boleh nyicipi satu, ndak?” tanya Ibas yang juga sebagai Wakil Ketua Banggar DPR RI saat menyambangi rumah produksi keripik tempe UMKM Ceria. 

“Boleh Pak, monggo, dua juga boleh,” tawar para pegawai. Ada suara ‘kriuk’ di setiap gigitan yang menandakan keripik tersebut benar-benar renyah. Pemilihan bahan baku kualitas premium dan takarannya yang pas membuat keripik tempe UMKM Ceria begitu nikmat. “Wah uenak tenan! Joss iki. Keripik tempe itu salah satu cemilan favorit saya lho,” katanya.

UMKM keripik tempe Ceria ini milik Sariwati yang sekarang pengelolaannya diteruskan oleh sang anak, Wisnu. Ibas banyak menghabiskan waktu di rumah produksi untuk berdialog dengan para karyawan. Karyawan UMKM ini ternyata merupakan warga sekitar yang bekerja dari pukul 07.00 hingga 14.00. 

Seluruh kegiatan produksi dilakukan sendiri, mulai dari memproses kedelai menjadi tempe hingga membuat bumbu perasa keripik. Tidak hanya itu, limbah minyak goreng pun juga mereka olah sendiri, yaitu dimanfaatkan untuk membersihkan loyang. 

“Wah, menarik ini. Luar biasa sekali seluruh produksi dikerjakan sendiri. Minyak goreng juga hanya digunakan 3 kali sehingga keripik tempenya higienis. Limbahnya juga tidak langsung dibuang, tetapi dimanfaatkan kembali agar tidak mencemari lingkungan, Mantap lur! Sangat patut dicontoh,” puji Ibas di dapur penggorengan. 

UMKM keripik tempe Ceria memiliki tiga tipe kemasan, yaitu besar, kecil, dan sedang. Penjualan hingga saat ini hanya dilakukan di rumah produksi yang akan diambil langsung oleh para distributor. Di hari biasa, pendapatan kotor keripik tempe UMKM Ceria mencapai dua juta rupiah, dan meningkat berkali lipat saat hari besar maupun libur panjang.

“Ini bisa juga dijual secara online, gratis itu. Karena produksi keripik tempe ada banyak di luaran sana, perlu diberi label Keripik Tempe Karangjati, UMKM Ceria. Jadi naik kelas dan supaya orang kalau ingat keripik tempe, ingatnya Desa Karangjati, nanti yang makan juga jadi ikut ceria,” saran Ibas Wakil Ketua Umum Partai Demokrat dengan sedikit gurauan. 

Berita Terkait
News Update