DULU, di era 80- an cukup dikenal dengan film berjudul “Badai pasti berlalu,” dengan sutradara kawakan Teguh Karya yang melibatkan sejumlah musisi dan penyanyi beken seperti Eros Djarot dan Chrisye. Dengan pemain handal di eranya seperti Christine Hakim, Roy Marten dan Slamet Rahardjo.
Entah karena judulnya, temanya atau jalan ceritanya yang menarik, film ini didaur ulang tahun 2007. Dan, belakangan ini muncul dengan versi berbeda di layar kaca, sinetron dengan judul yang sama “Badai pasti berlalu”
“Kini badai datang lagi, malah melanda sejumlah negeri,” kata mas Bro dalam obrolan warteg sambil maksi bersama sohibnya, Yudi dan Heri.
“Makudnya badai kehidupan seperti yang menimpa Sisca, nama perempuan dalam film maupun sinetron badai pasti berlalu itu,” kata Heri.
“Badai yang kini datang itu adalah resesi ekonomi. Badai masih menimpa sejumlah negara, bahkan sepertiga negara di dunia terancam kegelapan karena badai ekonomi tersebut,” kata mas Bro.
“Jadi badainya belum berlalu, “ tanya Heri.
“Badainya baru datang menerjang. Sudah 28 negara menjadi pasien IMF, untuk mendapatkan bantuan keuangan guna memulihkan ekonomi negerinya dari badai ekonomi,” kata mas Bro.
“Tak hanya negara berkembang yang terkena badai, juga negara maju. Diprediksi 31 negara bakal masuk jurang resesi,” tambah Yudi.
“Lantas bagaimana dengan negeri kita ini?” tanya Heri.
“Indonesia masih cukup kuat. Indonesia menjadi titik terang bagi kegelapan ekonomi di dunia. Itu kata Direktur IMF, Kristina Georgieva,” ujar Yudi.
“Tapi tetap harus waspada meski badai masih jauh dari negeri kita. Ingat pengalaman saat Covid-19. Negara kita dibilang kuat dan kebal, tetapi jebol juga. Harus lebih awal disiapkan jurus penangkal badai,” kata mas Bro.