JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pihak Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), mengatakan bahwa mereka tidak lepas tangan dalam terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 133 nyawa Aremania melayang sia-sia.
Exco PSSI, Sonhadji mengatakan, bahwa PSSI sangat bertanggung jawab, salah satunya dengan mendatangi langsung Stadion Kanjuruhan.
"Satu hari begitu kejadian, pagi Pak Ketum (Mochaman Iriawan/Iwan Bule) sudah terbang ke Malang. Ini sebagai salah satu bentuk tanggunh jawab, dan beliau selama delapan hari penuh di Malang menghadapi masalah ini," kata Sonhadji dalam jumpa pers di Kantor Komnas HAM, Kamis (13/10/2022).
Di malang, lanjut dia, Iwan Bule mengatur semuanya dengan cara menurunkan tim investigasi guna membuat kasus ini terang benderang.
"(Pak Ketum) juga mendatangi rumah korban, kemudian dan yang lain-lain. Hasilnya, mwndatangi rumah-rumah korban ya itu salah satu bentuk tanggung jawab moral sebagai Ketum. Dengan tim-nya itu, saya kira yang dilakukan Ketum sudah banyak gitu," ujarnya.
Selain itu, ucap Sonhadji, Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa yang ada di luar kehendak PSSI.
Sebab, tidak ada satu orang pun yang menghendaki peristiwa itu.
Menurutnya, dalam hal ini seluruh pernagkat pertandingan sudah bekerja dengan porsi masing-masing mulai dari security officer, match commite, dan lainnya.
"Tentunya ini di luar kehendak kita semua. Jadi tidak ada yang ke dalam bagaimana, ini maksudnya ya kehendak Allah," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menilai, aksi saling hindar tanggung jawab antara PT LIB, PSSI hingga Indosiar dalam menyikapi Tragedi Kanjuruhan menjadi bukti berjalannya liga sepak bola Indonesia agak kacau.
"Tapi bahwa terjadi saling menghindar dari tanggungjawab operasional lapangan seperti antara LIB, PSSI, Panpel, bahkan Indosiar menjadi bukti bahwa penyelenggaraan liga agak kacau," kata Mahfud dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).
Mahfud mengatakan, kondisi tersebut membahayakan dunia persepakbolaan di Indonesia.
Karenanya, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) bakal mencari akar masalahnya sebagai bahan untuk menyusun rekomendasi ke depannya. (adam)