Tak Ada Sepak Bola Senilai Nyawa Manusia

Jumat, 7 Oktober 2022 07:21 WIB

Share
Deretan jenazah korban tragedi Kanjuruhan.
Deretan jenazah korban tragedi Kanjuruhan.

DUKA tragedi Kanjuruhan bakal terus membekas. Ratusan nyawa melayang. Jumlah korban meninggal akibat peristiwa memilukan itu bukanlah sedikit.

Hanya dalam hitungan jam saja, ratusan orang yang didominasi remaja alias ABG pindah ke alam baka.

Di sisi para korban, ada pembelaan bahwa tindakan aparat terlalu berlebihan. Disebutkan bahwa penyebab kematian para Aremania dan Aremanita itu akibat sesak nafas lantaran diserang gas air mata.

Langkah tegas aparat itu dinilai melanggar aturan FIFA. Ada larangan bahwa penggunaan gas air mata tak dibenarkan. Apa pun kondisinya.

Akibat tembakan gas air mata, ribuan suporter berhamburan dari tempatnya. Ada yang berlari ke lapangan. Ada yang cari selamat menuju pintu keluar. Ada juga yang pasrah dengan tetap berada di tempat.

Foto dan video yang merekam adegan mengerikan dalam sekejap beredar. Tak hanya menjadi pembicaraan di dalam negeri semata. Tapi juga dalam hitungan detik menjadi sorotan dunia.

Beragam tanggapan mengalir. Ungkapan duka cita membahana. Klub-klub sepak bola raksasa turut mengirimkan bela sungkawa. Baik hanya melalui ucapan di media sosial atau teatrikal di lapangan.

6 hari sudah insiden mematikan itu berlangsung. Belum ada satu pun tertuduh yang dijadikan tersangka. Padahal, peristiwa ini menyangkut nyawa manusia yang hilang. Bukan cuma satu atau dua orang. Ini ratusan orang tewas mengenaskan.

Tak bisa tergantikan dengan uang. Karena ada istilah tak ada sepak bola senilai nyawa manusia. Bahwa hak asasi manusia untuk bisa hidup lebih lama itu lebih tinggi dari nilai sebuah liga olahraga.

Di sisi lain, aparat tak mau disalahkan. Panitia pun jadi sasaran. Sebuah postingan permintaan aparat agar panitia memajukan jadwal pertandingan tak didengar. Aparat juga berkilah bahwa apa yang mereka lakukan sudah sesuai prosedur.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar