JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengungkapkan, Hasil Studi Status Gizi Indonesia 2021 mencatat kurang lebih 1 dari 4 balita Indonesia mengalami stunting atau kekerdilan. Angka stunting tersebut sudah sangat mengkhawatirkan.
"Stunting berpotensi mendatangkan impak berlipat, karena mengganggu perkembangan otak anak, hingga mengancam raihan produktivitasnya ketika dewasa kelak," tutur Ma'ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Kamis 6 Oktober 2022.
Wapres mengatakan, artinya, stunting bukan sekadar isu kesehatan, melainkan juga problem kemanusiaan, bahkan dapat menghambat perekonomian dan masa depan pembangunan negara.
"Pemerintah secara agresif telah mengambil langkah penanganan stunting. Untuk mencapai target stunting 14 persen pada 2024, dibutuhkan kerja cepat, kerja cerdas, dan yang terpenting, kerja kolaborasi semua pihak, termasuk partisipasi aktif penyuluh agama, da’i, dan da’iyah," tutur Wapres.
Wapres berkata karakteristik masyarakat Indonesia ini menawarkan peluang yang harus kita tangkap, yaitu edukasi melalui pendekatan keagamaan. Apalagi sekitar 87 persen penduduk Indonesia adalah umat muslim.
Untuk itu, Ma'ruf Amin mengajak pendakwah turut serta mengkampanyekan pola hidup sehat.
"Oleh karena itu, peran tokoh agama, pimpinan organisasi masyarakat Islam, penyuluh agama, da’i, dan da’iyah sangat strategis dalam mendorong penurunan stunting," ujarnya.
Wapres mengungkapkan ada beberapa hal penting yang dapat disampaikan para pendakwah untuk mendorong percepatan penurunan stunting.
"Pertama, ajakan hidup bersih dan sehat. Jagalah kebersihan rumah dan lingkungan, termasuk di dalamnya stop buang air besar sembarangan, " ungkap Wapres.
Kedua, ajakan makan makanan bergizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi berusia dua tahun. Asupan gizi yang baik menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangan agar anak terhindar dari stunting.
Ketiga, berikanlah anak pengasuhan yang baik. Ayah dan ibu harus mengasuh anak dengan penuh tanggung jawab lahir dan batin, dunia dan akhirat. Pengasuhan di keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk karakter dan kualitas manusia Indonesia ke depan.
"Keempat, pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, makanan pendamping ASI setelah 6 bulan, serta konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil," papar Wapres.
Upaya mendorong percepatan penurunan stunting merupakan langkah mulia untuk mengimplementasikan maqashid asy-syari’ah (tujuan-tujuan yang disyariatkan Islam), utamanya hifdh an-nafs (perlindungan jiwa), hifdh al-‘aql (perlindungan akal), dan hifdh an-nasl (perlindungan keturunan), sehingga menjadi bagian dari ibadah yang harus diamalkan dan didakwahkan kepada masyarakat.
Hadir dalam acara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Coumas, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dan para da'i dan da'iyah dari berbagai organisasi. (johara)