"Cuma masalah penerbangan saja, nanti biar dari bapak-bapak KPK yang jelasin ya. Saya buru-buru. Capek banget," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menjelaskan, alasan KPK tak kunjung melakukan upaya penjemputan paksa terhadap Lukas Enember yang telah menjadi tersangka dugaan kasus gratifikasi.
Menurut Alex, selain bentuk menghargai kondisi kesehatan Lukas, upaya tak melakukan penjemputan paksa terhadap Gubernur Papua itu juga dilakukan guna mencegah terjadinya risiko-risiko tak diinginkan yang dapat timbul kapan saja.
"Kami masih terus melakukan pendekatan secara persuasif supaya yang bersangkutan itu kooperatif. Kami akan tetap menghargai kesehatan yang bersangkutan. Itu kami sampaikan, baik lewat penasihat hukumnya maupun lewat Kapolda dan Pangdam kemarin, supaya dilakukan secara persuasif," kata Alex, dikutip Selasa (4/10/2022).
Sebagaimana diketahui, Lukas sendiri telah dijadwalkan dipanggil oleh penyidik KPK pada 26 Septenber 2022 lalu. Namun, dengan alasan sakit yang disertai surat keterangan dokter, politikus partai Demokrat tersebut pun tak hadir menginjakan kakinya di markas Firli Bahuri Cs.
"Itu dibuktikan dengan surat keterangan dokter, baik dokter pribadi maupun medical record dan catatan medis dari dokter yang di Singapura. Betul berdasarkan keterangan itu, medical record dan ada kewajiban atau catatan dokter bahwa yang bersangkutan itu harus segera diperiksa karena periode tertentu secara rutin. Menurut medical record, itu harus diperiksa," terang Alex.
Alasan sakit Lukas, menurut Alex, memang menjadi pertimbangan dari KPK sendiri. Namun sejatinya, KPK tetap berharap agar Lukas dapat hadir ke markas KPK memenuhi undangan penyidik.
"Kalau Lukas Enembe dari Jayapura untuk diperiksa di Singapura, artinya akan lakukan penerbangan yang cukup jauh, atau lebih jauh daripada ketika yang bersangkutan dari Jayapura ke Jakarta," paparnya.
"Apakah harus di Singapura yang bersangkutan diperiksa? Sudah beberapa kali saya sampaikan bahwa kami periksa, kami lihat dahulu kondisi yang sebenarnya itu seperti apa, jantung, diabetes, atau penyakit yang lain," jelas dia.
Selain itu, Alex juga telah menyampaikan kepada Lukas dan Kuasa hukumnya, bahwa di Indonesia juga tidak kekurangan dokter-dokter kompeten, seperti dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
"Saya sampaikan di Indonesia juga tidak kurang dokter yang ahli di bidang itu, di Cipto Mangunkusumo 'kan itu berkumpulnya para dokter yang hebat, termasuk di RSPAD," imbuh Alex.
"Kami bawa ke dokter-dokter paling hebat di sini dan kami antarkan kalau memang yang bersangkutan itu harus dirawat, kami antarkan sampai dokter menyatakan sembuh dan siap dilakukan pemeriksaan. Itu sebetulnya yang kami tawarkan ke yang bersangkutan," ungkap dia.