PAN Sebut Tragedi Kanjuruhan Merupakan Hari yang Kelam Dalam Sejarah Olahraga Indonesia

Minggu, 2 Oktober 2022 17:15 WIB

Share
Arema vs Persebaya yang berakhir ricuh, akibatkan 60 korban meninggal yang kebanyakan terkepung gas air mat. (foto: tangkapan layar/ist)Arema vs Persebaya Ricuh, Arema FC, Persebaya,
Arema vs Persebaya yang berakhir ricuh, akibatkan 60 korban meninggal yang kebanyakan terkepung gas air mat. (foto: tangkapan layar/ist)Arema vs Persebaya Ricuh, Arema FC, Persebaya,

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Partai Amanat Nasional (PAN) turut angkat bicara terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang 1 Oktober 2022 malam.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan, kericuhan pertandingan sepakbola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang menewaskan 153 orang tersebut merupakan tragedi olahraga terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Menurut Keum PAN itu, tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi kemanusiaan,

"Ini tragedi kemanusiaan. Pukulan telak untuk kita semua. Hari yang kelam dalam sejarah olahraga Indonesia. Saya dan keluarga besar PAN berduka yang mendalam atas jatuhnya korban sementara lebih dari 153 korban jiwa," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (2/10/2022).

Menteri Perdagangan (Mendag) RI itu juga menyoroti penyelenggaraan Liga 1 yang harus dievaluasi kembali. Maka dari itu pihaknya meminta laga liga 1 klub sepakbola Indonesia tersebut untuk dihentikan sementar.

"Saya minta agar dihentikan sementara, dievaluasi besar-besaran. 1 nyawa saja sangat berharga, ini lebih dari 153 korban jiwa sementara, sepakbola tidak setara dengan berharganya nyawa rakyat Indonesia. Tolong dievaluasi menyeluruh,"ungkap Zulhas.

Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur antara Arema FC dan Persebaya menjadi perhatian nasional bahkan publik dunia. 

Dikatakan Zulhas, kericuhan yang terjadi di lapangan pasca pertandingan diperburuk oleh penanganan keamanan oleh aparat kepolisian. Sebab, penembakan gas air mata ke arah tribun penonton dianggap menyalahi prosedur yang telah ditetapkan FIFA.

"Semua yang bersalah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Usut sampai tuntas. Apalagi ada indikasi pelanggaran prosedur. Panpel, PSSI, aparat kepolisian, semua pihak harus diusut sampai tuntas. Ini tragedi kemanusiaan. Tidak semestinya terjadi," katanya.

Oleh karena itu, Zulhas menghimbau agar semua pihak mengambil pelajaran dari peristiwa nahas ini. 

"Olahraga itu untuk membangun sportivitas, solidaritas, persatuan. Ini semangatnya. Suporter harus belajar memberikan dukungan secara sportif, penyelenggara event olahraga harus profesional dan menempatkan aspek keselamatan dan keamanan sebagai yang utama. Aparat berwajib harus belajar pengamanan dalam industri olahraga berskala besar." Tutup dia. 

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar