ADVERTISEMENT

Kerusuhan Tewaskan 127 Suporter Aremania Malang, Ini Kronologisnya!

Minggu, 2 Oktober 2022 08:49 WIB

Share
Arema vs Persebaya yang berakhir ricuh, akibatkan 60 korban meninggal yang kebanyakan terkepung gas air mat. (foto: tangkapan layar/ist)Arema vs Persebaya Ricuh, Arema FC, Persebaya,
Arema vs Persebaya yang berakhir ricuh, akibatkan 60 korban meninggal yang kebanyakan terkepung gas air mat. (foto: tangkapan layar/ist)Arema vs Persebaya Ricuh, Arema FC, Persebaya,

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JATIM.POSKOTA.CO.ID - Kerusuhan suporter hingga menewaskan 127 penonton di Stadiun Kanjuruhan Kabupaten Malang sungguh mengerikan, Sabtu (1/9/2022).

Bagaimana ceritanya hingga dalam laga dua tim Legend Indonesia itu terjadi kemarahan suporter lantaran timnya kalah?

Berikut ini kronologi peristiwa pada malam Minggu kelabu itu.

Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dimulai pada pukul 20.00 WIB di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Puluhan ribu orang memadati stadion untuk menyaksikan laga dua tim yang menjadi lawan bebuyutan mereja sepanjang sejarah Liga Indonesia.

Dalam laga malam itu Persebaya berhasil menumbangkan Arema FC dengan skor 2-3.

Bahkan Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta sempat mengatakan jika pertandingan Arema vs Persebaya berlangsur lancar.

Namun diakhir pertandingan suporter Aremania ada yang kecewa dan beberapa di antara mereka merangsek dan turun ke dalam lapangan untuk mencari para pemain dan oficial Arema FC.

Namun pergerakan suporter masuk ke dalam lapangan itu dihalau petugas keamanan, dengan melakukan upaya pengalihan agar suporter tidak turun ke lapangan.

Namun lama kelamaan supoter semakin kecewa dan emosi hingga kemarahannya tidak terkendali dengan melempar benda-benda keras ke arah lapangan.

Tak lama kemudian aparat keamanan pun kemudian melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter.

Mereka berlarian dengan tidak mempedulikan sesama suporter lain hingga terjadi injak menginjak sesama suporter yang ingin menyelamatkan diri.

Gas air mata benar-benar membuat panik para penonton, untuk menyelamatkan diri, karena mengalami sesak nafas.

Bahkan dalam cuitan netizenpun menyebut jika ada orang tua yang kehilangan balita lantara situasi panik tak terkendali karena semua ingin selamat dari gas air mata.

Selanjutnya kerusuhan pun kemudian terjadi baik di dalam lapangan stadion maupun di luar stadion.

Hingga Minggu (2/10/2022) pukul 03.00 WIB dini Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menggelar keterangan pers di Mapolres Malangkota.

Kapolda mengatakan pihaknya melakukan penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena suporter anarkis dan membahayakan keselamatan pemain dan official.

Menurut Kapolda karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar.

"Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata Nico dikutip dari Antara.

Dalam kejadian ini telah meninggal dunia 127 orang, dua di antaranya anggota Polri.

Sementara 34 orang meninggal di stadion, sisanya di rumah sakit saat upaya pertolomgan.

Hingga saat ini menurut Kapolda masih ada 180 orang yang dalam proses perawatan.

Selain korban jiwa, Kapolda Nico menambahkan, terdapat korban materil sebanyak 13 mobil dirusak oleh massa suporter.

Menurutnya, 10 di antara mobil yang dirusak itu merupakan milik anggota Polri.

Bahkan, ada pula yang tak sekadar dirusak, tapi juga dibakar.

"Ada 13 mobil yang rusak, 10 di antaranya mobil dinas Polri, yakni mobil patroli, patwal, K9, truk brimob, dan sisanya mobil pribadi," tandasnya.

Akita peristiwa itu PSSI mengancam Arema FC dengan hukuman dilarang menjadi tuan rumah hingga sisa kompetisi Liga 1 2022/2022 berakhir.(*)

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT