Aremania Ini Sebut Tembakan Gas Air Mata Aparat Tak Hanya di Dalam Stadion, Tapi Hingga di Luar Ketika Korban Sudah Berjatuhan

Minggu 02 Okt 2022, 16:51 WIB
Suasana ricuh di dalam Stadion Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema FC Vs Persebaya dengan kemenangan Bajul Ijo 3-2.(Sumber Foto: akun Twitter @Sportstime_id)

Suasana ricuh di dalam Stadion Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema FC Vs Persebaya dengan kemenangan Bajul Ijo 3-2.(Sumber Foto: akun Twitter @Sportstime_id)

Saat itu, lanjut @RezqiWahyu_05, kondisi luar stadion Kanjuruhan sangat mencekam. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan. Ditambah lagi dengan teriakan histeris dan tangisan wanita.

"Ada suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu, batako, besi dan bambu berterbangan," ungkapnya.

@RezqiWahyu_05 masih belum percaya menyaksikan saudara-saudaranya mengalami kondisi seperti itu. Menurutnya, 
1 Oktober 2022 adalah titik terendahnya menjadi seorang suporter Arema. 

"Selama saya jadi supporter Arema, Saya dikenalkan Arema oleh orangtua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini. Dan semoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga & hiburan, khususnya di sepak bola," harapnya.

Secara bathin, @RezqiWahyu_05 mengatakan bahwa ia merasa nelangsa poll dengan tragedi itu. 

"Sumpah nelongso aku, bukan karena kekalahan lawan rival, tapi luwih nelongso maneh. Aku nyekseni (melihat) saudara-saudaraku dengan kondisi sing kyok ngono (yang seperti itu). Aku gak ngerti kudu getun opo, bersyukur dadi saksi pertandingan iki. Tapi sing jelas loro ati (sakit hati)," tuturnya.

Paska kerusuhan pertandingan Liga 1 BRI antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Minggu (2/10/2022) sampai dengan pukul 10.00 WIB, total jumlah korban jiwa mencapai  186 orang meninggal dunia.

Dengan demikian, Indonesia akan berada di dua besar pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah dunia. Bahkan, bila korban terus bertambah dan lebih dari tiga ratus orang, Indonesia akan menggeser negara Peru yang mencatatkan korban sebanyak 328 jiwa.

Akun Twitter @Aji_stwan pada Minggu (2/10/2022) memposting list yang berisi tentang tragedi kematian penonton bola di di 21 stadion dari beberapa negara.

Dari catatan tersebut, urutan pertama jumlah korban jiwa dalam persepakbolaan dunia terjadi di Peru pada 24 Mei 1964. Dalam pertatandingan yang digelar di Estadio Nacional Disaster, Ibukota Lima, Peru terdapat 328 jiwa. Kemudian di urutan kedua Accra Sport Stadium Disaster, Ibukota Accra, Ghana dengan jumlah korban sebanyak 126 korban jiwa. Peritiwa ini terjadi pada 9 Mei 2001.

Sedangkan di urutan terakhir, Alexandria Stadium Stampede, Northern Mesir pada 1 Januari 1999. Dalam peristiwa itu 11 orang jadi korban.

Tragedi Kanjuruhan akan tercatat dalam sejarah tragedi kematian dalam sepakbola dunia di urutan kedua dengan jumlah korban per hari ini 186 jiwa.

Berita Terkait

News Update