Ketua BEM UI Diduga Diintimidasi Polisi Saat Insiden Kericuhan Aksi Demonstrasi di Patung Kuda, Ini Kronologisnya

Sabtu, 1 Oktober 2022 17:39 WIB

Share
Mahasiswa Aliansi BEM SI terlibat aksi saling dorong dengan Kepolisian dalam demonstrasi yang dihelat di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. (andi adam faturahman)
Mahasiswa Aliansi BEM SI terlibat aksi saling dorong dengan Kepolisian dalam demonstrasi yang dihelat di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. (andi adam faturahman)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Aksi demonstrasi yang digelar Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, pada Jum'at (30/9/2022) kemarin sempat diwarnai kericuhan.

Terlihat massa aksi mahasiswa dan aparat kepolisian terlibat aksi saling dorong yang mengakibatkan jatuhnya korban luka di kedua belah pihak.

Kabag Ops Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Saufi Salamun diduga melakukan tindakan intimidasi terhadap Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Bayu Satria Utomo.

Perwira berpangkat melati dua tersebut, nampak membentak dan menunjuk-nunjuk mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atas kericuhan yang terjadi.

"Kamu yang jadi orator yang provokasi ya, kamu nutup jalan. Kamu yang provokasi," kata Saufi dengan intonasi nada suara tinggi.

"Kamu anak UI tapi gak punya etika. Kamu yang gak punya etika," sambung Saufi.

Sementara itu, rekan-rekan mahasiswa lain yang melihat Bayu diintimidasi pun mencoba mendinginkan suasana dengan menarik Bayu mundur ke barisan belakang.

Namun, alih-alih berhenti, Saufi malah tetap mengintimidasi Bayi dengan menarik Ketua BEM UI tersebut seraya menantangnya untuk mendekat.

"Bayu, sini lo. Sini! Biarin aja jangan dihalangin. Lu (Bayu) mau apa? Sini. Mau apa hah, mau apa?," ucap Saufi sambil menarik kerah pakaian Bayu.

Adapun Bayu, mengakui bahwa telah terjadi tindakan intimidasi yang dilakukan oleh aparat Kepolisian terhadapnya.

"Tadi saya di tarik oleh salah satu aparat, dan saya tanyakan, Bapak mau menangkap saya? Dan dibilang iya, saya mau menangkap anda. Lalu saya tanyakan, apa dasar hukum Bapak ingin menangkap saya, lalu aparat terdiam," kata Bayu menjelaskan.

"Dan hari ini, di Jakarta sudah berkumpul kawan-kawan dari Aceh hingga Sumatera bagian selatan, dari Jawa Barat, Jogjakarta, Jawa Tengah, serta Jawa Timur. Dan kita jelaskan ini bukan puncak, tapi tanggal 20 Oktober 2022 nanti tepat tiga tahun Jokowi,  dilantiknya Jokowi-Ma'ruf, kita akan tumpah ruah ke di Jakarta," tukas dia.

Untuk diketahui, Aliansi BEM SI telah usai menggelar aksi demonstrasi bertajuk 'Puncak Pengkhianatan Rezim' di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Jum'at (30/9/2022) petang.

Dalam rangka menutup aksi, Koordinator Pusat BEM SI, Abdul Kholiq mengatakan, bahwa aksi hari ini tak akan menjadi aksi terakhir yang akan dilakukan pihaknya, melainkan menjadi pembuka dari aksi yang bakal digelar lebih besar pada 20 Oktober 2022 mendatang.

"Berkenaan dengan ini, kami Aliansi BEM SI menyatakan, memberikan peringatan kepada Presiden Joko Widodo untuk hadir pada sidang rakyat tanggal 20 Oktober 2022 di Jakarta," kata Kholiq di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Presiden mahasiswa Universitas Negeri Semarang itu melanjutkan, selain meminta Jokowi untuk hadir, ia juga menuntut kepada pemerintah untuk memprioritaskan kepentingan rakyat di tengah krisis program subsidi BBM, dibandingkan memprioritaskan berbagai PSN yang minim urgensi.

"Kami menuntut, pemeringah menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu dengan menggunakan perspektif keadilan bagi korban dan keluarganya. Serta juga menolak pengadaan infrastruktur yang membuka lahan masyarakat secara tidak berkeadilan," tutur dia.

Tak cukup di situ, dia juga menutut pemerintah untuk kembali melakukan perubahan terhadap Undang-Undang (UU) KPK, dan mengembalikan KPK sebagai lembaga negara penegakan korupsi yang independen.

"Kami juga menolak komersialisasi pendidikan secara institusional dan menyeluruh, khususnya di lingkup Perguruan Tinggi," imbuhnya.

"Jadi kamu harap Presiden dan kroni-kroninya untuk datang pada sidang rakyat 20 Oktober 2022 mendatang. Kami akan datang dengan jumlah massa yang lebih besar, kami akan tumpah ruah di Jakarta untuk menegalan keadilan bagi masyarakat. Hidup mahasiswa. Hidup rakyat Indonesia," tandasnya. (adam)

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar