ADVERTISEMENT

Sedih! Ratusan Umat Buddha di Green Garden Terancam Tak Bisa Lagi Beribadah di Vihara Vien En Tang

Jumat, 30 September 2022 21:52 WIB

Share
Puluhan Warga Green Garden melakukan protes karena diduga menjadi korban kekerasan oleh orang tak dikenal. (pandi)
Puluhan Warga Green Garden melakukan protes karena diduga menjadi korban kekerasan oleh orang tak dikenal. (pandi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ratusan umat Buddha di Komplek Perumahan Green Garden, Kedoya Utara, Kebom Jeruk, Jakarta Barat, terancam tidak dapat lagi menjalani ibadah di Vihara Vien En Tang.

Vihara yang ada sejak tahun 2002 tersebut terancam tidak lagi dapat dijadikan tempat ibadah lantaran ahli waris yang mencoba mengambil alih rumah tersebut.

Kasi Humas Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Moch Taufik Iksan mengatakan, permasalahan antara ahli waris dengan pengurus yayasan tersebut sudah terjadi sejak lama.

"Dimana dulu ibunya ahli waris dengan pengurus yayasan tinggal di rumah tersebut bersamaan," ujarnya kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (30/9/2022).

Berjalannya waktu, ibu dari ahli waris meninggal dunia.

Para pengurus Vihara atau yayasan di sana kemudian menjadikan rumah itu sebagai tempat ibadah

Berdasarkan informasi yang dihimpun Poskota, ibu dari ahli waris saat itu membeli rumah yang ada di komplek perumahan mewah itu.

Rumah itu kemudian dijadikan sebagai tempat ibadah.

Lanjut taufik menjelaskan, pihak ahli waris rumah tersebut, dalam hal ini anaknya sendiri, menggugat rumah tersebut yang ditinggali dan dijadikan tempat ibadah tersebut.

"Ahli waris menggugat dan melaporkannya ke Polres Metro Jakarta Barat dengan Pasal 167," jelas Taufik.

Proses penggugatan belum sampai ke Pengadilan, namun pengurus Vihara yang masih menempati rumah tersebut dan bahkan masih dijadikan tempay ibadah mendapat perlakuan tak mengenakkan.

Salah satu pengurus Vihara, Michelle (30) mengalami luka lebam pada bagian lengan kanan usai dipaksa keluar oleh dua orang tak dikenal pada 22 September 2022 lalu.

Saat itu, ada sekira lima sampai enam orang datang ke Vihara.

Salah satu yang datang merupakan ahli waris.

"Saya merasa ini tempat saya beribadah. Kenapa saya beribadah tiba-tiba datang sekelompok orang lalu saya diusir paksa kemudian saya didorong," paparnya.

Saat ditanya lebih jauh,perihal status kepemilikan Vihara, Michelle enggan membeberkan dan menyerahkan ke kuasa hukum.

"Untuk perihal ini mungkin saya bisa bantu jawab perihal kekerasan yang menimpa saya. Untuk kasus sengketa yang terjadi mungkin bisa tanya ke kuasa hukum," katanya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Poskota di lokasi siang hari, Vihara tersebut sudah terpasang garis polisi.

Nampak para umat sempat melakukan aksi protes.

Nasib ratusan umat Buddha yang biasa beribadah di Vihara tersebut kini terkatung-katung.

Meskipun sebenarnya masih banyak temoat ibadah lain, namun mereka merasa kecewa.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Pandi Ramedhan
Editor: Sumiyati
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT